Targetkan Fasilitas Medis, Tentara Israel Sita Mesin MRI dan EKG Milik RS Al-Shifa

Awal November lalu, serangan udara Israel menargetkan ambulans yang membawa pasien.

Dr. Marawan Abu Saada via AP
Foto ini yang dirilis oleh Dr. Marawan Abu Saada menunjukkan bayi -bayi Palestina yang lahir sebelum waktunya di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada hari Minggu, 12 November 2023.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel terus melakukan serangan pada fasilitas dan kendaraan kesehatan di Gaza dan wilayah pendudukan Tepi Barat. Tindakan ini pun menjadi sorotan dan ditentang banyak pihak.

Baca Juga


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi pada pekan lalu, bahwa fasilitas layanan kesehatan di wilayah pendudukan Tepi Barat  telah menghadapi lebih dari 170 serangan Israel sejak 7 Oktober. “WHO prihatin dengan terus meningkatnya serangan terhadap layanan kesehatan di Tepi Barat,” kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan di X.

“Hari ini, setidaknya enam paramedis (disuruh) keluar dari Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin, setelah itu mereka digeledah dan ditahan,” kata organisasi tersebut dikutip dari Anadolu Agency.

WHO pun menyatakan, tiga ambulans juga digeledah. Badan itu menyerukan perlindungan aktif terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan.

“Layanan kesehatan bukanlah sebuah target,” ujar badan kesehatan PBB itu mengacu pada aturan perang internasional yang melarang rumah sakit, sekolah, dan fasilitas sipil lainnya untuk diserang.

Sebelum itu, pada awal November, serangan udara Israel ditargetkan terhadap ambulans yang digunakan untuk mengevakuasi korban luka dari Gaza utara. Serangan ini membunuh 15 orang dan melukai 60 lainnya.

Dalam tindakan yang terbaru, juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qudra mengatakan dikutip dari Fars News, tentara Israel dengan sengaja menyabotase peralatan di rumah sakit Al-Shifa, termasuk mesin EKG dan MRI. Mereka sebelumnya telah memblokade rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu selama berhari-hari.

Tindakan itu dilanjutkan dengan pengepungan di rumah sakit Al-Ahli Arab Baptist.Tindakan itu dilakukan dengan klaim bahwa fasilitas kesehatan digunakan sebagai markas Hamas dan terdapat terowongan di bawah rumah sakit. Padahal Israel tidak dapat memberikan bukti yang menunjukkan bahwa sebuah markas besar bersembunyi di bawah fasilitas tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza pada 16 November, hanya sembilan dari 35 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian. Sisanya telah menutup layanan medis formal.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, 55 ambulans di Gaza telah rusak. Dilaporkan juga terjadi kekurangan obat-obatan dan stok darah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler