Kementan Harap 2024 Impor Jagung Disetop 

Importasi jagung mulai dikurangi atau disetop total mulai tahun 2024 mendatang.

Antara/Sakti Karuru
Kementerian Pertanian (Kementan) mengharapkan importasi jagung bisa mulai dikurangi atau disetop secara total mulai tahun 2024 mendatang. (ilustrasi)
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengharapkan importasi jagung bisa mulai dikurangi atau disetop secara total mulai tahun 2024 mendatang. Seperti diketahui, pemerintah pada tahun ini membuka keran impor jagung khusus untuk pakan unggas sebanyak 500 ribu ton.

Baca Juga


“Jagung sedang digenjot produksinya, kita bersama-sama mulai tahun 2023, kemudian 2024. Kita targetkan untuk mengurangi impor bahkan kalau bisa tidak ada impor,” kata Plt Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (22/11/2023). 

Seperti diketahui, Perum Bulog tengah merealisasikan pemasukan impor jagung untuk pakan unggas mulai bulan ini. Di mana, telah masuk sebanyak 20 ribu ton dari Vietnam dari total penugasan tahap pertama sejumlah 250 ribu. 

Prihasto mengatakan, importasi jagung terpaksa dibuka karena situasi dalam negeri yang memang membutuhkan tambahan pasokan. Menurutnya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman juga telah memfokuskan padi dan jagung sebagai prioritas kerja hingga akhir pemerintahan ini. 

“Ke mana-mana Pak Menteri fokusnya padi dan jagung. Untuk yang lain diserahkan ke eselon satu masing-masing,” ujarnya.  

Lebih lanjut, ia menambahkan, Kementan telah melakukan refocusing anggaran untuk mendukung peningkatan produksi jagung di sisa akhir 2023 ini dan akan dilanjutkan untuk tahun 2024.  

Sementara, untuk penggunaan lahan pertanaman jagung, ia menyebut Kementan saat ini masih memfokuskan lahan-lahan eksisting yang sudah tersedia. Termasuk, ke lahan gambut mineral. “Tapi harus dilihat dulu kesesusaiannya, kita cek dulu, kalau tidak sesuai ya tidak bisa,” ujarnya. 

Mengutip data Badan Pusat Statistik yang dirilis Oktober 2023, total luas panen jagung pipilan kering pada tahun 2023 diperkirakan turun 10,03 persen menjadi 2,49 juta hektare dari tahun lalu yang ditaksir mencapai 2,76 juta hektare. 

Seiring dengan penurunan luas lahan, total produksi jagung pipilan kering kadari air 14 persen diperkirakan hanya 14,46 juta ton. Anjlok 12,5 persen dari realisasi produksi tahun lalu yang diperhitungkan mencapai 16,53 juta ton. 

Kementerian Pertanian pun menargetkan produksi jagung pada tahun 2024 mendatang sebesar 16 juta ton atau seperti tahun 2022 lalu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler