Mentan Masih Cari Investor yang Mau Bangun Pabrik Gula di Papua
Pemerintah tetap terbuka terhadap investor asing bila ada yang berminat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman masih terus mencari investor yang bersedia membangun pabrik gula di Papua. Ia mengatakan, Kementan terbuka untuk bekerja sama dengan siapapun selama investor itu punya kecukupan modal yang kuat.
“Sudah ada (calon investor). Tapi saya katakan, kalau sudah fixed baru bawa ke meja saya,” kata Amran saat ditemui di kantornya, Rabu (22/11/2023).
Amran menyampaikan, Kementerian Pertanian juga bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, ia memastikan data dan keberadaan lahan untuk didirikan pabrik gula serta kebun tebu sebagai bahan baku produksi.
“Tinggal investornya siapa saja nanti yang serius yang punya uang, itu yang kita layani,” ujarnya menambahkan.
Dalam kesempatan terpisah, Amran menyebut, lahan yang disiapkan untuk pembangunan kawasan industri di Papua mencapai 200 ribu hektare. Holding BUMN Pangan, ID Food nantinya akan menyiapkan lahan kawasan yang khusus untuk dijadikan lokasi pembangunan. Sementara, pembangunan pabrik gula diharapkan oleh swasta yang saat ini masih dalam penjajakan bersama sejumlah investor.
“Jadi kawasannya ID Food, kemudian nanti diundang swasta siapa yang berminat, kita verifikasi. Kalau swasta syaratnya simple, punya uang, bangun. Sudah ada yang mendaftar,” ujarnya.
Amran mengatakan, pemerintah mengupayakan agar investor dalam negeri yang dapat membangun pabrik tersebut. Namun, pemerintah tetap terbuka terhadap investor asing bila ada yang berminat.
Salah satunya, pemerintah mengharapkan investor dari Brasil dapat membantu Indonesia dalam membangun pabrik gula di Papua. Sebab Brasil punya pengalaman yang cukup dalam industri gula nasional di negaranya.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan, rata-rata kebutuhan investasi untuk membangun satu unit pabrik gula bisa mencapai Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun dengan kapasitas 8-12 ribu ton cane per day. Selain gula, pemerintah juga menginginkan agar pabrik gula nantinya juga dapat memproduksi etanol sebagai bahan baku campuran bahan bakar minyak.
Mengutip data Badan Pangan Nasional, total produksi gula konsumsi pada ada tahun ini hanya mencapai 2,6 juta ton. Sedangkan angka kebutuhan gula nasional pada tahun ini mencapai 3,4 juta ton. Oleh karena itu, Indonesia masih ketergantungan impor untuk bisa memenuhi kebutuhan domestiknya.