5 Tipe Keluarga dalam Alquran, Ada yang Harus Dihindari Agar Selamat
Alquran mengabadikan tipe-tipe keluarga dari yan baik hingga buruk
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Memiliki keluarga yang harmonis serta generasi yang berkualitas adalah dambaan setiap orang. Meski begitu, tak sedikit orang kesulitan mencapainya. Dalam Alquran ada banyak kisah-kisah yang menggambarkan beberapa tipe keluarga.
Ada yang harus dihindari oleh setiap Muslim sebab bisa menjerumuskan diri dan keluarga pada neraka. Ada yang diteladani untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Apa saja?
1. Tipe keluarga Abu Lahab
Ini merupakan tipe keluarga yang pasti mendapat kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Sebab baik suami maupun istri menjadi manusia yang ingkar terhadap Allah SWT dan Rasulullah SWT.
Mereka menjadi pasangan suami istri yang sangat membenci Rasulullah SAW dan syiar Islam di muka bumi. Oleh karena itu, mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, sebagaimana digambarkan dalam Alquran surat Al Lahab.
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ . مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ . سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ . وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ . فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ .
Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS Al Lahab ayat 1-5).
Begitupun dalam kehidupan keluarga modern saat ini, ada saja keluarga yang seluruh anggotanya baik itu suami, istri bahkan anak-anaknya menjadi orang-orang yang memusuhi Islam, membenci Rasulullah SAW, menghalangi setiap dakwah Islam. Nauzubillah.
2. Tipe keluarga Nabi Nuh dan Nabi Luth
Nabi Nuh dan Nabi Luth termasuk di antara nabi-nabi yang memiliki kesabaran besar dalam menghadapi kaumnya. Keduanya beratus-ratus tahun mendakwahi kaumnya agar tidak menyekutukan Allah ta'ala.
Tetapi di tengah dakwah yang dilakukan, istri Nabi Nuh dan Nabi Luth justru berkhianat. Mereka malah bersekongkol dengan orang-orang kafir menentang dakwah para utusan Allah SWT itu.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Artinya: “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS at Tahrim ayat 10).
Nabi Nuh bahkan diuji...
Nabi Nuh bahkan diuji dengan anaknya bernama Kan'an yang juga menentang dakwahnya dan tak mau beriman. Hingga Kan'an pun binasa dalam banjir bandang yang terjadi pada zaman itu.
قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
Artinya: “Anaknya menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Mahapenyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS Hud ayat 43).
Begitupun dalam kehidupan keluarga modern, tak sedikit kasus di mana istri selalu menentang nasihat-nasihat baik dari suaminya, atau ada juga istri yang berkhianat dengan lelaki lain, ada juga anak-anak yang membangkang dengan nasihat orang tuanya. Padahal suaminya atau ayahnya adalah orang yang saleh dan penuh kesabaran.
Keluarga yang di dalamnya terdapat istri yang membangkang kepada suaminya, istri berkhianat kepada suaminya, anak-anak yang melawan kepada orang tuanya maka keluarga itu akan mengalami kehancuran.
3. Tipe keluarga Firaun
Alquran juga menceritakan tentang keluarga Firaun. Di mana Firaun sebagai raja Mesir yang zalim, mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menentang ajaran tauhid yang dibawa nabi Musa, justru mempunyai istri yang begitu salehah dan bertakwa. Ialah Asiyah. Bahkan doa Asiyah pun diabadikan Alquran.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِههِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS at Tahrim ayat 11).
Begitupun dalam kehidupan modern, tak sedikit keluarga yang di dalamnya terdapat istri yang salehah, bertakwa, dan taat terhadap suaminya. Tetapi suaminya justru zalim, tak mau sholat, baca Alquran, dan suka menganiaya istrinya.
Baca juga: Tak Hanya Alquran dan Hadits, Kehancuran Yahudi Israel Juga Diisyaratkan Bibel?
Ketika dalam sebuah keluarga terdapat istri yang salehah maka potensi memiliki anak yang saleh dan mulia juga sangat besar. Itu dicontohkan oleh Asiyah yang dapat membesarkan Nabi Musa meskipun suaminya adalah orang yang zalim. Sebab seorang ibu akan lebih dominan dan memiliki banyak kesempatan untuk membimbing dan mendidik anaknya.
4. Tipe keluarga ...
4. Tipe keluarga Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria
Keluarga Nabi Ibrahim meneladankan keteguhan iman dan ketawakalan kepada Allah SWT ketika turun perintah qurban. Baik itu Ibrahim, Ismail dan Hajar sama-sama memiliki keimanan yang kokoh dan berserah diri kepada Allah SWT.
Keluarga Nabi Ibrahim juga jadi teladan bagaimana memupuk harapan kebaikan untuk memiliki generasi-generasi terbaik. Sebab itu Nabi Ibrahim selalu memanjatkan doa kepada Allah agar mendapatkan keturunan yang saleh yakni Ismail.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS Ibrahim ayat 40).
Memupuk harapan kepada Allah SWT dengan terus memanjatkan doa agar mendapatkan keturunan yang terbaik juga dilakukan Nabi Zakariya dan keluarganya.
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Wahai Rabbku! Berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS Ali Imran ayat 38)
5. Tipe keluarga Nabi Muhammad SAW
Tipe keluarga Rasulullah SAW adalah tipe yang terbaik dan harus diteladani oleh umatnya. Dimana Rasulullah SAW dapat membangun keharmonisan dalam rumah tangga dan meneruskan generasi-generasi terbaik bahkan hingga saat ini.
Di antara doa Rasulullah SAW yaitu adalah memohon agar Allah SWT menjadikan istri-istri dan anak-anaknya itu penyenang hati dan menjadi pemimpin umat yang bertakwa. Ini dapat ditemukan dalam Alquran surat Al Furqan ayat 74.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Furqan ayat 74).
Baca juga: Zionis Israel akan Hancur Binasa 3 Tahun Lagi? Prediksi Syekh Ahmad Yasin Kembali Viral
Yang disebut keluarga qurrata ayun adalah keluarga yang bisa memberikan kesejukan mata dalam segala aspek baik dari bicara, berpakaian, perilaku. Serta tidak hanya dapat membahagiakan pasangan dan anak-anaknya namun juga mampu membahagiakan orang tuanya. Selain itu tipe keluarga Rasulullah SAW itu memiliki cita-cita yang luas. Bahwa generasi-generasinya diharapkan menjadi pemimpin.