Israel Tahan Direktur RS Al Shifa untuk Diinterogasi, Bersikeras Soal Markas Hamas
Israel bersikeras RS Al Shifa jadi markas Hamas meski bukti tunjukkan sebaliknya
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Militer Israel mengonfirmasi bahwa Direktur Rumah Sakit Al Shifa Mohammad Abu Salmiya telah ditahan untuk diinterogasi. Israel menuduh RS tersebut telah digunakan sebagai pusat komando dan kontrol untuk Hamas. Selama ini Abu Salmiya telah banyak dikutip oleh media internasional tentang kondisi di dalam Al Shifa, terutama sejak pengeboman Israel dan invasi darat oleh militer Israel.
"Di rumah sakit, di bawah manajemennya, ada aktivitas teroris Hamas yang luas," kata tentara Hamas, dalam sebuah pernyataan dilansir dari TRT World, Jumat (24/11/2023).
Tentara Israel, yang menggerebek rumah sakit minggu lalu, menuduh bahwa pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah fasilitas di Kota Gaza untuk melakukan serangan. Hamas dan pejabat rumah sakit telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
"Dokter Mohammad Abu Salmiya ditangkap bersama dengan beberapa dokter senior lainnya," kata kepala departemen di rumah sakit, Khalid Abu Samra.
Seorang pejabat kementerian kesehatan di Gaza menyatakan bahwa satu dokter lain dan dua perawat telah ditahan, serta direktur rumah sakit.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan "sangat mencela" penangkapan Salmiya dan rekan-rekannya, meminta Komite Internasional Palang Merah dan organisasi internasional lainnya untuk bekerja menuju pembebasan segera kepada mereka.
Instruksi untuk mengevakuasi rumah sakit dikeluarkan pada Sabtu, mendorong eksodus paksa ratusan pasien dan mengungsi menuju selatan wilayah Palestina yang seharusnya lebih aman.
Salmiya mengatakan kepada AFP minggu lalu bahwa dia telah menerima perintah evakuasi dari pasukan Israel setelah menolak perintah sebelumnya. Tetapi, tentara Israel mengatakan, evakuasi dilakukan atas permintaan Salmiya. Bangsa Yahudi Israel memang terkenal sebagai kelompok yang suka memutarbalikkan fakta.
Pada hari Kamis, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), mengatakan telah bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengevakuasi 190 orang yang terluka dan sakit, teman dan staf medis mereka dari Al Shifa ke rumah sakit lain di selatan Gaza.
Evakuasi memakan waktu hampir 20 jam karena penundaan di pos pemeriksaan yang memisahkan Gaza utara dan selatan, katanya di X, menambahkan bahwa tiga paramedis telah ditahan, dua di antaranya kemudian dibebaskan.
Rumah sakit Al Shifa telah menjadi tempat operasi pasukan khusus Israel yang diperpanjang sebagai bagian dari perang brutalnya.