Pemukim Israel Curi Tanah Petani Palestina di Tepi Barat

Pohon zaitun merupakan simbol keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka

Anadolu agency
Penghancuran pohon zaitun oleh warga Israel di Palestina
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Para petani di wilayah pendudukan Tepi Barat hampir setiap hari menghadapi serangan dan kekerasan dari pemukim Israel. Sampai-sampai mereka hidup dalam ketakutan jika rumah dan tanah akan dicuri.

Ditambah lagi dengan kekerasan yang muncul di daerah perkotaan terdekat, seperti kota Jenin dan kamp pengungsi dengan tentara Israel meningkatkan serangannya. Tindakan militer telah membunuh 10 orang dan melukai 20 lainnya hanya dalam waktu satu pekan saja.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina dikutip dari Aljazirah, setidaknya 237 warga Palestina telah terbunuh dan sekitar 2.850 lainnya terluka oleh pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak 7 Oktober. Petani Ayman Assad dan keluarganya dapat dengan jelas mendengar serangan tersebut dari rumah mereka yang hanya berjarak dua km dari kamp.

Serangan itu telah menjadikan beberapa minggu terakhir ini sebagai mimpi buruk bagi pria berusia 45 tahun, istri, dan lima anaknya. “Anak-anak terus-menerus merasa takut, dan mereka tidak lagi bermain di luar, itu terlalu berbahaya,” kata Assad.

“Kami bisa mendengar serangan terhadap kamp pengungsi, ledakan dan suara tembakan," ujarnya.

Assad mengatakan, anak-anaknya tidak lagi bersekolah karena meskipun mereka berani menempuh rute ke sana, tentara Israel memblokir banyak jalan di daerah tersebut. Semua kelas sudah dilakukan secara daring.

Kekhawatiran terbesar saat ini adalah peternakan ayam milik Assad. Peternakan itu terletak jauh di Area C Tepi Barat yang sangat memungkinkan diserang oleh pemukim Israel, sementara dia tidak mampu mempertahankannya. “Saya takut tanah saya akan dicuri," katanya.

Palestina terkenal dengan buah zaitun, minyak zaitun, dan sayurannya, yang diekspor ke mana-mana. Pohon zaitun merupakan simbol penting keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka.

Tepi Barat telah diduduki Israel sejak 1967. Sejak itu, sekitar 700 ribu  pemukim Israel menetap secara ilegal di wilayah Palestina dan telah mencuri, menyerang, dan menghancurkan kebun zaitun, lahan pertanian, dan properti di sana selama bertahun-tahun. Namun serangan ini meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Direktur Persatuan Petani Palestina (PAFU) di Ramallah Abbas Milhem menyatakan, pasukan Israel dan pemukim melakukan serangan bersenjata, sementara warga Palestina terkurung di rumah mereka berdasarkan jam malam. Peternakan keluarganya termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran.

Lebih dari dua minggu yang lalu, pemukim Israel bersenjata menyerbu pertanian Milhem. Mereka menembakkan senjata ke arah orang-orang yang bekerja di panen dan mencuri buah zaitun.

Para pemukim ilegal Israel mengambil semua buah zaitun....

Baca Juga


 

Salah satu pekerja di pertanian, Iman Abdallah Jawabri sedang memanen buah zaitun bersama suaminya ketika lima pemukim datang. “Mereka menembak ke arah kami seolah ingin menakut-nakuti kami, lalu ketika mereka mendekat, mereka mengambil ponsel kami untuk mencegah kami mengambil foto. Kemudian mereka menyuruh semua perempuan untuk pergi dan mulai memukuli laki-laki, memaksa mereka duduk di tanah di bawah pohon zaitun," ujarnya sambil menceritakan para pemukim akhirnya mengambil semua buah zaitun.

Peternakan tersebut sekarang berada di bawah kendali militer meskipun berada di Area B Tepi Barat. Otoritas Palestina secara teknis mengendalikan urusan sipil di wilayah itu. Keluarga Milhem dan para pekerjanya tidak dapat kembali.

“Para petani takut ditembak jika melakukannya,” kata Iman.

Menurut Human Rights Watch, pasukan keamanan Israel telah membunuh lebih banyak warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat antara 1 Januari hingga 6 Oktober tahun ini dibandingkan tahun mana pun sejak 2005, ketika PBB mulai mencatat jumlah korban jiwa. Hal ini telah meningkatkan ketakutan warga Palestina terhadap keselamatan dirinya dan keluarga, selain ketakutan terhadap mata pencaharian.

Menurut PBB, kemiskinan telah meningkat sebesar 20 persen dan produk domestik bruto menurun sebesar 4,2 persen sejak 7 Oktober. Milhem mengatakan ekspor telah dihentikan sepenuhnya dan hampir 50 persen buah zaitun belum dipanen karena pembatasan yang dilakukan tentara Israel terhadap pergerakan warga Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler