Kronologi Laskar Manguni Serang Barisan Solidaritas Muslim di Bitung

Polda mengimbau pelaku kerusuhan di Bitung, Sulawesi Utara, menyerahkan diri.

Republika.co.id
Laskar Manguni membawa pedang mengejar peserta Aksi Bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).
Rep: Bambang Noroyono Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BITUNG -- Polda Sulawesi Utara (Sulut) menegaskan akan menindak semua pelaku tindak kekerasan dalam insiden yang melibatkan dua kelompok pro-Israel versus pro-Palestina di Kota Bitung, Sabtu (25/11/2023). Kapolda Sulut Irjen Setiyo Budiyanto mengatakan, saat ini, situasi keamanan di kota tersebut sudah terkendali.

Selanjutnya, sambung dia, aparat keamanan akan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kerusuhan yang berujung pada hilang nyawa tersebut. "Masyarakat, dan tokoh-tokoh agama, juga tokoh-tokoh adat sudah sepakat untuk tidak melanjutkan permasalahan ini dan mempercayakan proses penelesaiannya secara hukum," kata Setiyo dalam siaran pers dikutip di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Setiyo pun meminta agar para pelaku yang melakukan kekerasan dan penganiayaan dalam insiden itu agar segera menyerahkan diri. "Secepatnya datang ke polres untuk kemudian menyampaikan perbuatannya. Kami menjamin keselamatan dan akan memperlakukan dengan baik," kata Setiyo.

Menurut dia, jajarannya sudah mengantongi sejumlah nama dari kelompok tertentu yang terlibat dalam insiden tersebut. Mereka memang berusaha melarikan diri setelah mengakibatkan satu warga yang ikut aksi bela Palestina, meninggal.

"Kalau tidak menyerahkan diri, nanti pasti akan kami lakukan upaya-upaya penangkapan, atau kalau misalkan melarikan diri, kami pastikan untuk dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO alias buron)," ujar Setiyo.

Menurut dia, Polres Bitung sudah menangkap dan menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Para tersangka adalah RP dan HP. Keduanya, kata Setiyo, ditangkap terkait dengan penganiayaan yang terjadi di kawasan Sari Kelapa Kota Bitung.

Sedangkan lima tersangka lainnya, GK, FL, BI, MP, dan RA ditangkap terkait dengan kejadian bentrokan di Jalan Sudirman, Bitung. Namun, Setiyo tak membeberkan tujuh tersangka tersebut berasal dari kelompok mana.

Kronologi bentrokan

Baca Juga


Adapun dari laporan resmi Kesbangpol Provinsi Sulut yang diterima wartawan, insiden dua kelompok yang terjadi di Kota Bitung pada Sabtu, adalah antara Kelompok Masyarakat Muslim dan Masyarakat Adat Makatana-Minahasa. Kelompok Masyarakat Muslim diinisiasi oleh Barisan Solidaritas Muslim (BSM).

Mereka bersama-sama masyarakat Islam melakukan aksi damai Bela Palestina dan sholat Ghaib untuk masyarakat Muslim korban peperangan di Jalur Gaza, Palestina. Sementara Masyarakat Adat Makatana-Minahasa bersama-sama Laskar Kristen Manguni Makasiou, pada hari dan jam yang sama melakukan Parade Budaya HUT ke-12 ormas tersebut.

Dalam laporan tersebut, sebetulnya dua kegiatan masing-masing kelompok itu digelar terpisah. Lokasi aksi damai Bela Palestina di gelar di Masjid Ribaathul Quluub. Sedangkan Parade Budaya Laskar Manguni Makasiou digelar longmarch dari Kantor Polres Kota Bitung menuju Gedung Kantor DPRD Kota Bitung.

Melihat dari peta, titik kumpul akhir dua kegiatan dua kelompok tersebut memang saling berselisihan. Dari sejumlah dokumentasi di media sosial (medsos) sebagian para peserta Laskar Manguni mengenakan pakaian adat perang, lengkap dengan senjata tajam parang, samurai, dan kayu.

Para peserta longmarch budaya itu juga mengenakan seragam hitam dan membawa, serta mengibar-ngibarkan bendera Zionis Israel. Sementara para peserta shalat Ghaib untuk Palestina hanya didominasi para ibu-ibu, perempuan, dan pemuda-pemudi Islam yang tak ada terlihat membawa-bawa senjata tajam.

Meskipun memang para peserta aksi damai solidaritas tersebut, turut serta membawa bendera-bendara Indonesia dan juga Palestina. Dari laporan itu dikatakan, kerusuhan mulai terjadi sekitar pukul 16.17 WITA.

Disebutkan Laskar Manguni dari Makatana Minahasa yang berkumpul di Taman Kesatuan Bangsa Bitung mendesak aparat keamanan untuk melanjutkan konvoi ke arah pusat kota. Mereka pun melintas di kawasan Masjid Ribaathul Quulub.

Jarak dua lokasi tersebut mengacu peta, hanya sekitar 450 meter dari Jalan Ir Soekarno. "Masa dari Masyarakat Adat Makatana Minahasa bersama Pasukan Kristen Manguni Makasiou berusaha memasuki pusat kota menuju posisi kegiatan Barisan Solidaritas Muslim. Namun dihalang-halangi dan disekat oleh aparat keamanan kepolisian," begitu menurut laporan itu.

Disebutkan, pada pukul 16.54 WITA, terjadi pengejaran yang dilakukan oleh kelompok Pasukan Manguni terhadap seseorang peserta Aksi Bela Palestina. Bahkan, dalam video yang beredar di medsos, mereka menyerang dan menganiaya peserta Aksi Bela Palestina.

"Pengejaran itu diduga karena adanya peserta yang meneriakkan kalimat takbir (Allahu Akbar). Kemudian ormas adat melakukan pengejaran sampai ke Pasar Kanopi," begitu menurut laporan tersebut.

Ketika peristiwa itu terjadi, kelompok Laskar Manguni masuk ke pusat kota. "Masa tersebut berpapasan dengan ambulans yang menggunakan atribut bendera bertuliskan tauhid. Kemudian ormas adat tersebut melakukan pengrusakan terhadap kendaraan ambulans tersebut," demikian kronologi laporan itu.

Dalam aksi pengrusakan, dan pembakaran kendaraan tersebut, pun kelompok Kristen Manguni membakar semua atribut-atribut keislaman yang ada di ambulan itu. "Serta diketahui adanya penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta shalat ghaib," begitu menurut laporan tersebut.

Melihat aksi parade budaya yang berujung teror terhadap peserta shalat Ghoib itu, masyarakat Islam dari Barisan Solidaritas Muslim (BSM) Kota Bitung dari Kampung Sari Kalapa melakukan aksi balasan dengan melempari peserta adat yang membawa senjata tajam. "Dan terjadi aksi baku lempar batu dan panah," begitu menurut laporan tersebut.

Aksi saling lempar batu itu berujung panjang ketika kelompok masyarakat Muslim Kota Bitung, turut membawa senjata tajam untuk membela diri. Sekitar pukul 18.00 WITA, kepolisian bersama-sama TNI  melakukan pengamanan maksimal agar kedua kelompok tersebut tak melanjutkan pertikaian.

Namun dari kerusuhan yang sudah terjadi, menewaskan satu warga. Dan dua warga lainnya mengalami luka-luka akibat senjata tajam.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler