Turki-Iran Bersatu Lawan Kebrutalan Israel di Gaza

Erdogan ingin Turki dan Iran mengambil sikap bersatu melawan Israel

AP Photo/Martin Meissner, File
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin Turki dan Iran mengambil sikap bersatu melawan kebrutalan Israel terhadap warga Palestina.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Iran Ebrahim Raisi bahwa ia ingin Turki dan Iran mengambil sikap bersatu melawan kebrutalan Israel terhadap warga Palestina. Dalam pembicaraan melalui telepon, kedua pemimpin membahas tentang upaya mengatasi serangan Israel yang melanggar hukum di Gaza, upaya bantuan kemanusiaan untuk Palestina, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai gencatan senjata permanen di wilayah tersebut.

“Dalam panggilan tersebut, Presiden Erdogan menyuarakan pentingnya dunia Islam, khususnya Turki dan Iran, mengambil sikap bersatu melawan kebrutalan Israel di tanah Palestina,” kata pernyataan Direktorat Komunikasi Turki, dilaporkan Alarabiya, Senin (27/11/2023).

Erdogan menyatakan, Iran dan Turki akan menjaga kerja sama untuk menjadikan gencatan senjata sementara menjadi permanen dan mencapai perdamaian permanen. Sementara itu, dalam panggilan telepon Raisi mengatakan, Amerika Serikat tidak punya hak untuk campur tangan dan membuat keputusan apa pun bagi rakyat Gaza.

“Rakyat Gaza, melalui Hamas, sebagai pemerintahan yang sah, yang dihasilkan dari pemungutan suara publik harus memutuskan masa depan Gaza, dan Amerika tidak berhak ikut campur dan mengambil keputusan untuk rakyat Gaza. Tindakan apa pun yang mereka ambil dalam hal ini pasti akan gagal," kata Raisi.

Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober, Erdogan mengambil sikap tegas terhadap Israel.  Dia menggambarkan Israel sebagai negara teror.

Erdogan mengatakan, Turki akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa para pemimpin politik dan militer Israel yang membantai orang-orang di Gaza diadili di pengadilan internasional.  “Jika Israel terus melakukan pembantaian, maka negara ini akan dianggap sebagai negara teroris yang dikutuk secara universal di seluruh dunia," ujarnya.

Sebelumnya Erdogan mengatakan, ada banyak bukti untuk menjerat Pemerintah Israel di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Erdogan mengatakan, Turki akan melakukan segala upaya untuk memastikan Israel menerima hukuman atas kejahatannya.

“Ada banyak bukti bagi pemerintah Israel untuk diadili di Pengadilan Kriminal Internasional. Kami akan melakukan segala daya kami untuk memastikan bahwa kejahatan ini dihukum secara tidak memihak,” kata Erdogan, dilaporkan Anadolu Agency.

Erdogan menyinggung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang menghadapi peningkatan pengawasan atas kegagalannya mencegah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober. Erdogan mengatakan, Netanyahu akan segera tersingkir dari pemerintahan Israel.

“Netanyahu sudah hampir mati; kami akan segera menyingkirkannya. Mudah-mudahan, Israel akan segera menyingkirkannya dan semua orang Yahudi di dunia akan singkirkan dia. Saat ini, 60-70 persen warga negaranya sendiri menentang Netanyahu," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan, Turki telah mendukung kaum yang tertindas di Gaza. Dia menyerukan kepada seluruh negara Muslim untuk segera bertindak dan memberikan bantuan kepada warga Palestina di Gaza.

“Israel berusaha menghalangi bantuan dan membuat Gaza kelaparan dan kekurangan makanan dan air. Tapi kami tidak menyerah. Apapun hambatannya, kami akan terus menjaga Gaza tetap hidup. Seluruh dunia, khususnya negara-negara Islam, harus bergerak untuk memberikan bantuan," ujar Erdogan.

Erdogan mengkritik Barat atas pendiriannya terhadap konflik yang sedang berlangsung di Gaza. “Barat, yang terikat oleh cita-cita imperialis tentara salib, bersatu," ujarnya

Sementara itu, Teheran lebih fokus pada peran AS dalam mendukung Israel.  Raisi sebelumnya mengatakan, mesin perang di Gaza berada di tangan Amerika, yang mencegah gencatan senjata dan memperluas perang.

"Dunia harus melihat wajah Amerika yang sebenarnya," kata Raisi.

Raisi juga memperingatkan kemungkinan konflik antara Israel dan Hamas meluas ke bidang lain, yaitu mengacu pada poros perlawanan sebuah istilah yang digunakan Iran untuk merujuk pada aliansi aktor non-negara di Timur Tengah yang menentang pengaruh Barat.  Poros ini meliputi Iran, Suriah, milisi Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler