Mantan Menlu AS Henry Kissinger Meninggal Dunia dalam Usia 100 Tahun
Kissinger merupakan menlu AS era Presiden Nixon dan Ford.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat Henry Kissinger meninggal dunia pada Rabu (29/11/2023), kata konsultan perusahaannya. Kissinger mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 100 tahun.
Semasa hidupnya Kissinger memainkan peran penting dalam kancah diplomasi luar negeri Amerika Serikat (AS). Diplomat berkacamata tebal dan bersuara serak ini mendominasi kebijakan luar negeri ketika AS terlibat dalam perang dengan Vietnam dan menjembatani hubungan AS dengan Cina.
Semasa hidupnya, Kissinger memberikan pengaruh yang tidak biasa dalam urusan global di bawah kepemimpinan Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford. Atas perannya di kancah global ia diganjar Hadiah Nobel Perdamaian pada 1973. Beberapa dekade kemudian, namanya masih memicu perdebatan sengit mengenai kebijakan luar negeri penting yang pernah dibuatnya pada masa lalu.
Pengaruh Kissinger tumbuh selama kekacauan skandal Watergate. Diplomat yang memiliki pemahaman politik ini mengambil peran yang mirip dengan wakil presiden Nixon yang pengaruhnya melemah pada saat itu.
“Tidak diragukan lagi kesombongan saya terguncang,” kata Kissinger kemudian menulis tentang pengaruhnya yang semakin luas.
Kissinger merupakan seorang Yahudi yang melarikan diri dari Nazi Jerman bersama keluarganya di usia remaja, Kissinger pada tahun-tahun terakhirnya memupuk reputasi sebagai negarawan yang dihormati, memberikan pidato, memberikan nasihat kepada Partai Republik dan Demokrat, dan mengelola bisnis konsultasi global.
Dia beberapa kali muncul di Gedung Putih saat Presiden Donald Trump berkuasa. Namun dokumen-dokumen dan rekaman-rekaman era Nixon, yang tersebar selama bertahun-tahun membuatnya mendapat sorotan tajam.
Tidak pernah lepas dari para pengkritiknya, setelah ia meninggalkan pemerintahan, Kissinger dirundung kritik yang berpendapat bahwa ia harus dimintai pertanggungjawaban atas kebijakannya di Asia Tenggara dan dukungannya terhadap rezim yang represif di Amerika Latin.
Dia melakukan “diplomasi ulang-alik” pertama dalam upaya perdamaian Timur Tengah. Dia menggunakan jalur rahasia untuk menjalin hubungan antara Amerika Serikat dan Cina, mengakhiri isolasi dan permusuhan selama beberapa dekade.