Apakah Bakteri Wolbachia Bisa Menginfeksi Manusia?

Wolbachia ialah bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk.

www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Besar Ilmu Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof Anom Bowolaksono menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia. Ia mengatakan Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk.

Beberapa negara, seperti Australia dan Singapura, juga telah menerapkan inovasi tersebut. Menurut Prof Anom, pemakaian nyamuk ber-Wolbachia efektif untuk menekan laju kasus demam berdarah dengue (DBD).

Baca Juga



"Masalah bagi manusia adalah bagaimana menurunkan angka penderita DBD," kata Prof Anom.

Sampai saat ini, lanjut Prof Anom, penyakit DBD masih belum ada obatnya. Salah satu alternatif penanganannya adalah memutus rantai vektor dengan cara menekan populasi nyamuk pembawa virus dengue.

Karena untuk terjadinya wabah atau penyakit, menurut Prof Anom, maka harus dilihat dari jumlah vektor dan jumlah penderitanya. Jika jumlah vektornya turun, maka penyakit tidak akan tertular dengan baik dan berujung pada penurunan angka penyebaran.

Lebih lanjut, Prof Anom mengatakan bahwa secara penelitian bakteri Wolbachia mampu mengurangi kapasitas nyamuk dengan menyasar pada jaringan reproduksi. Jika bakteri Wolbachia pada hewan jantan, maka akan membuat nyamuk jantan tersebut menjadi lebih feminin dan tidak bisa menghasilkan spermatozoa.

Begitu pun pada hewan betina, Wolbachia akan menyerang jaringan reproduksi dan menyebabkan nyamuk betina tidak bisa bertelur. Nantinya, nyamuk menjadi tidak berkembang dan tidak mampu menularkan virus dengue pada manusia yang terkena gigitan.

Profesor Anom juga menjelaskan nyamuk yang telah berbakteri Wolbachia ini tidak ada kaitannya dengan penyakit radang otak atau Japanese encephalitis. Isu tersebut belakangan ini banyak menjadi perbincangan di media sosial.

Anom mengatakan penyakit radang otak Japanese encephalitis memang disebarkan oleh nyamuk. Namun, nyamuk yang menyebarkannya atau sebagai vektornya adalah nyamuk Culex.

Sedangkan yang diinfeksi bakteri Wolbachia di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti. Hal ini juga telah ditegaskan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu bahwa penyebaran nyamuk Wolbachia dipastikan aman.

 

Tiga fase demam pasien DBD. - (Republika)

 

Inovasi ini, lanjut Maxi, juga telah melalui kajian dan analisis risiko dengan melibatkan peneliti top di Indonesia. Ia juga menyampaikan bahwa dalam pelaksanaannya tetap memerlukan monitoring dan evaluasi secara berkala, sehingga dapat terus memantau dan mengetahui perkembangan dari penyebaran nyamuk Wolbachia.

Dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa terdapat lima kota yang direncanakan Kemenkes dalam penyebaran nyamuk Wolbachia ini, yaitu Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Wilayah ini menjadi sasaran uji coba didasari atas laju kasus dengue yang relatif tinggi, yakni di atas rata-rata global mencapai 10 per 100 ribu populasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler