Bulan Solidaritas Jadi Pemicu Dukungan Bagi Palestina di Indonesia
AWG terus mengajak setiap orang memberi dukungan dan solidaritas terhadap Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) Nur Ikhwan Abadi mengatakan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) merupakan pemicu untuk meningkatkan dukungan dan solidaritas bagi rakyat Palestina dalam perjuangannya melawan penjajahan Israel.
"Ini adalah sebuah trigger, pemicu untuk menggelorakan aksi pembelaan kita terhadap Palestina," kata dia dalam acara penutupan BSP 2023 di Jakarta, Ahad (3/12/2023).
Setelah BSP 2023, AWG akan terus mengajak setiap orang yang peduli terhadap kemanusiaan untuk memberikan dukungan dan solidaritas terhadap Palestina. Namun demikian, dalam dorongan tersebut, Nur Ikhwan menekankan perlunya setiap orang memiliki ilmu pengetahuan sehingga bisa memaknai perjuangan yang dilakukan rakyat Palestina.
"Salah satu kunci yang bisa membuat kita istiqamah untuk ikut memperjuangkan Al Aqsa dan Palestina adalah ilmu," katanya.
Sementara itu, setelah BSP 2023, Nur Ikhwan mengatakan AWG akan melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, salah satunya adalah Youth Super Camp. Youth Super Camp merupakan kegiatan yang akan mengundang para pemuda dari negara ASEAN untuk mengikuti berbagai kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan di Palestina, termasuk isu terkait Masjid Al Aqsa. Kemudian, mereka juga akan mengadakan kampanye internasional untuk pembebasan Gaza dengan mengajak para aktivis dari berbagai belahan dunia untuk mencoba membantu memecah blokade Israel di Jalur Gaza.
"Kegiatan ini akan berusaha menembus kembali Jalur Gaza yang sudah diblokade melalui jalur laut," katanya.
Selain itu, salah satu divisi AWG bernama Maemunah Center atau Mae-C juga menginisiasi rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza selatan yang pembangunannya diharapkan dapat dimulai pada 2024. Rumah sakit tersebut diharapkan dapat membantu para korban serangan Israel yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
"Melihat Gaza membutuhkan layanan kesehatan untuk ibu dan anak, yang menjadi korban serangan paling banyak, Mae-C menginisiasi rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak," kata Ketua Mae-C Onny Firyanti Hamidy.