Film Adaptasi Game yang Dapat Respons Negatif Kritikus, Tapi Dipuji Penonton
Film adaptasi games sudah mulai bermunculan sejak 1993.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengadaptasi gim populer ke layar lebar tampaknya tidak selalu menjamin keberhasilan film tersebut di bioskop. Bahkan meski mendapatkan respons positif dari kritikus, film tersebut bisa menunjukkan performa yang lesu di pasaran.
Film yang diadaptasi dari gim video sudah mulai bermunculan sejak 1993. Akan tetapi, film-film tersebut umumnya tidak mendapatkan respons yang positif dari kritikus. Meski tidak mendapatkan respons positif dari kritikus, beberapa film tersebut bisa mendapatkan respons positif dari penonton.
Namun tak sedikit pula film adaptasi video gim yang kurang sukses di pasaran, terlepas dari penerimaan kritikus dan penonton. Berikut ini adalah lima film adaptasi gim video yang underrated, seperti dilansir ScreenRant pada Senin (4/12/2023):
1. Werewolves Within (2021)
Film yang dirilis pada 2021 ini diadaptasi dari gim berjudul sama yang muncul pada 2016. Film ini berkisah mengenai sekelompok orang yang terjebak di dalam penginapan kecil karena badai salju.
Film ini hanya berhasil mengantongi pemasukan sebesar 991.898 dolar AS atau sekitar Rp 15,3 miliar. Padahal, film ini menelan biaya produksi sebesar 6,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 100,5 miliar.
Meski merugi, film ini mendapatkan respons yang positif dari kritikus. Bahkan, Werewolves Within telah menjadi film adaptasi gim video dengan skor penilaian tertinggi.
2. Super Mario Bros (1993)
Film live action yang diadaptasi dari gim video populer Super Mario Bros ini dirilis pada 1993. Film ini berkisah mengenai kehidupan kakak beradik keturunan Italia Amerika, Mario dan Luigi, sebagai tukang ledeng di New York. Mereka lalu terlibat dalam misi untuk menyelamatkan Putri Daisy dari Koopa.
Film ini terkenal karena proses produksinya yang sulit. Selain itu, dua aktor utamanya yaitu Bob Hoskins dan John Leguizamo juga pernah mengungkapkan bahwa mereka tidak menyukai naskah film tersebut dan kurang yakin mengenai keberhasilan film tersebut di pasaran.
Film ini memperoleh pemasukan sebesar 38,9 juta dolar AS atau Rp 601,8 miliar dengan biaya produksi 48 juta dolar AS atau Rp 742,6 miliar. Belakangan ini, film Super Mario Bros mulai mendapatkan lebih banyak penggemar.
3. Monster Hunter (2020)
Film ini diadaptasi dari gim video asal Jepang berjudul sama. Film ini berkisah mengenai sekumpulan tentara militer AS yang terdampar di dunia baru yang dihuni oleh monster.
Film ini mendapatkan respons yang beragam dari kritikus. Namun, Monster Hunter berhasil mendapatkan nominasi dalam ajang Visual Society Awards untuk kategori special effect.
Film ini berhasil mengantongi pendapatan sebesar 44,5 juta dolar AS atau Rp 668,5 miliar dari total biaya produksi 60 juta dolar AS atau sekitar Rp 928,3 miliar. Setelah dirilis di Netflix, film ini berhasil menuai popularitas.
4. Final Fantasy: The Spirits Within (2001)
Film ini disutradarai langsung oleh sang kreator gim, Hironobu Sakaguchi. Film berlatar waktu 2065 ini berkisah mengenai bumi yang diinvasi oleh alien Phantom.
Setelah dirilis, film ini mendapatkan pujian karena semua karakternya tidak menyimpang dari desain orisinal di gim video. Selain itu, banyak penonton yang menyukai karakter baru Aki Ross serta soundtrack untuk film ini.
Meski mendapatkan respons positif dari kritikus dan penonton, film ini kurang begitu sukses dari segi pemasukan. Film ini hanya meraup 65 persen pemasukan dari total biaya produksinya, yaitu 85,1 dolar AS atau Rp 1,3 triliun dari 131 juta dolar AS atau Rp 2 triliun.
5. Double Dragon (1994)
Film ini diadaptasi dari gim arcade populer berjudul sama. Film ini berkisah mengenai kakak beradik Billy dan Jimmy Lee yang tinggal di Los Angeles ketika kota tersebut dibanjiri oleh asap asam hingga penguasa narkoba.
Film ini kurang mendapatkan respons positif dari kritikus dalam hal akting, jalan cerita, dan dialog. Film ini hanya mendapatkan pemasukan 4,2 juta dolar AS atau Rp 64,9 miliar dari 7,8 juta dolar AS atau Rp 120,6 miliar.