Skybridge Bojonggede Dinilai Bisa Tingkatkan Minat Masyarakat Naik KRL
Skybridge akan menghubungkan stasiun dengan terminal Bojonggede, Bogor.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) meyakini fasilitas jembatan layang atau skybridge yang menghubungkan stasiun dengan terminal di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dapat meningkatkan minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kereta rel listrik (KRL). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPTJ Suharto saat meninjau Skybridge Bojonggede, Senin (4/12/2023), menyebutkan dengan menata angkutan umum masuk ke terminal, maka membuat penumpang KRL lebih mudah dalam menjangkau stasiun. Terlebih, dengan tersedianya tempat parkir kendaraan pribadi di dekat skybridge.
"Sehingga saya punya prediksi akan lebih banyak penumpang yang naik KRL. Saya belum bisa melihat berapa persen persentasenya," ujarnya.
Suharto mengungkapkan, Stasiun Bojonggede saat ini menjadi stasiun terpadat ketiga di Indonesia setelah Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kota Bogor dengan rata-rata 65.000-70.000 penumpang per hari. Menurut dia, skybridge menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurai kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Raya Bojonggede akibat kepadatan di Stasiun Bojonggede.
"Ini (skybridge) menjadi integrasi yang memberikan kenyamanan dan keamanan masyarakat yang akan menggunakan angkutan kereta," kata Suharto.
Proyek skybridge dengan nilai pagu Rp16,5 miliar itu sepenuhnya dibiayai oleh APBN melalui anggaran BPTJ tahun 2022. Adapun Pemerintah Kabupaten Bogor mengalokasikan anggaran sekitar Rp4 miliar untuk pembebasan lahannya.
Jembatan layang penghubung terminal angkutan tipe C dengan Stasiun Bojonggede itu memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter. Masing-masing sudutnya dilengkapi dengan area semacam aula.
Aula tersebut dilengkapi dengan fasilitas eskalator, lereng untuk penyandang disabilitas, toilet, dan mushala. Kemudian, khusus aula di bagian stasiun ada tambahan fasilitas berupa ruangan loket dan gerbang taping atau perekaman.