Gedung Putih: Rusia akan Menang Jika Kongres AS Setop Bantuan Ke Ukraina

Biden meminta Kongres sepakati paket keamanan nasional sebesar 106 miliar dolar AS

AP Photo/Evan Vucci
Gedung Putih memperingatkan bahwa, Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memenangkan perang di Ukraina jika Kongres gagal menyetujui pendanaan baru.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih memperingatkan bahwa, Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memenangkan perang di Ukraina jika Kongres gagal menyetujui pendanaan baru. Direktur anggaran Amerika Serikat (AS), Ame Shalanda Young dalam suratnya kepada Ketua House of Representative dari Partai Republik Mike Johnson menyatakan, jika bantuan militer berkurang maka akan menghancurkan perjuangan Kiev melawan invasi Rusia.

“Memotong aliran senjata dan peralatan AS akan membuat Ukraina berlutut di medan perang, tidak hanya membahayakan keuntungan yang telah dicapai Ukraina, namun juga meningkatkan kemungkinan kemenangan militer Rusia," ujar Young, dilansir Alarabiya, Selasa (5/12/2023).

Pada Oktober, Presiden AS Joe Biden meminta Kongres untuk memberikan paket keamanan nasional sebesar 106 miliar dolar AS, termasuk bantuan militer untuk Ukraina dan perang Israel melawan Hamas. Namun dana tersebut tertahan dalam perbedaan pendapat di Capitol Hill.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan, menolak bantuan untuk Ukraina sama saja dengan memberikan kemudahan bagi Rusia untuk mencapai kesuksesan. Menurut Sullivan, Kongres harus memutuskan apakah akan terus mendukung perjuangan kebebasan di Ukraina, atau membiarkan Putin menang.

Ukraina telah mati-matian mendorong lebih banyak bantuan dari Barat ketika pasukan Rusia meningkatkan serangan di musim dingin setelah serangan balasan Kiev gagal selama musim panas. Johnson memberikan tanggapan yang dingin terhadap surat yang dikirim oleh pemerintahan Biden.

“Pemerintahan Biden telah gagal untuk secara substansial mengatasi kekhawatiran sah konferensi saya mengenai kurangnya strategi yang jelas di Ukraina,” kata Johnson.

Johnson juga mengulangi desakan Partai Republik untuk mengaitkan bantuan Ukraina dengan perubahan kebijakan AS di perbatasan selatan dengan Meksiko, seiring dengan meningkatnya jumlah kedatangan migran. Biden telah berusaha untuk menggelontorkan bantuan senilai 61 miliar dolar AS bagi Ukraina dan 14 miliar dolar AS bagi Israel dalam paket bantuan yang diajukan pada Oktober.

Namun Kongres telah dilumpuhkan selama berbulan-bulan oleh pertikaian Partai Republik, dengan anggota parlemen sayap kanan yang khususnya menentang bantuan lebih lanjut untuk Kiev ketika perang memasuki tahun ketiga. Kongres berhasil menghindari kekacauan penutupan pemerintahan selama liburan Thanksgiving, namun kesepakatan untuk tetap menyalakan lampu hingga pertengahan Januari tidak memberikan bantuan kepada Ukraina dan Israel.

Garis depan Ukraina sebagian besar tetap statis selama setahun terakhir meskipun ada tekanan besar-besaran dari pasukan Ukraina pada musim panas ini dengan perangkat keras militer Barat. Amerika Serikat telah mengalokasikan 111 miliar dolar AS untuk Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022, termasuk 67 miliar dolar AS untuk pengadaan militer.

Negara-negara Eropa juga menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan untuk Ukraina karena kelelahan akibat perang yang berkepanjangan. Kekhawatiran semakin besar di Washington bahwa Putin mungkin akan puas dengan situasi ini hingga pemilihan presiden AS tahun depan.

“Saya rasa ekspektasi saya adalah Putin tidak akan mencapai perdamaian atau perdamaian yang berarti sebelum dia melihat hasil pemilu kita,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada wartawan pekan lalu.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler