8 Ayat Alquran yang Berbicara tentang Tertawa-Mentertawakan dan Tafsirnya

Alquran mengabadikan penggunaan kata tertawa dan mentertawakan

h2daily.com
Ilustrasi tertawa. Alquran mengabadikan penggunaan kata tertawa dan mentertawakan
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tertawa adalah tindakan ekspresi yang umumnya terkait dengan kegembiraan atau hiburan. Ini merupakan respons alami terhadap sesuatu yang dianggap lucu atau menghibur.

Baca Juga


Dalam kehidupan sehari-hari, tertawa dapat menjadi cara yang baik untuk melepaskan stres, meningkatkan suasana hati, dan merasakan koneksi sosial dengan orang lain.

Dalam Islam, tertawa tidak dianggap sebagai sesuatu yang dilarang atau negatif. Sebaliknya, tertawa dipandang sebagai salah satu cara untuk merelaksasi diri, meningkatkan suasana hati, dan menikmati kegembiraan yang diberikan Allah SWT.

Terdapat banyak riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa beliau sendiri tersenyum dan tertawa dalam berbagai kesempatan.

Di dalam Alquran juga terdapat beberapa ayat yang membahas tentang tertawa. Tertawa dalam Alquran ditulis dengan kalimat dari kosa kata yang artinya tertawa. Setidaknya ada delapan ayat yang menyebut tentang tertawa di dalam Alquran. Berikut delapan ayat Alquran tersebut:

1. Surat an-Najm ayat 60

Allah SWT berfirman:  

وَتَضْحَكُوْنَ وَلَا تَبْكُوْنَۙ Artinya: “Kamu mentertawakan dan tidak menangisi(-nya).” 

Dalam tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Alquran, sedang Alquran membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya.

2. Surat at-Taubah  ayat 82

Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:

فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Artinya: “Maka, biarkanlah mereka tertawa sedikit (di dunia) dan menangis yang banyak (di akhirat) sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.”

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang munafik itu sepantasnya lebih banyak menangis daripada tertawa memikirkan nasib dan dosa mereka di dunia dan di akhirat karena mereka akan menerima azab yang pedih, sesuai dengan perbuatan mereka di dunia.

Di dunia mereka mendapat kehinaan dan kerugian karena perbuatan mereka sendiri, yaitu menghina dan mengejek orang-orang mukmin, membuat propaganda busuk untuk menghalang-halangi orang Islam dan mematahkan semangat perjuangan. Sedang di akhirat nanti membawa dosa yang banyak dan tidak dapat ampunan dari Allah SWT.

3. Surat Al-Muṭaffifin ayat 29

Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu selalu mentertawakan orang-orang yang beriman.”

Baca juga: Heboh Wolbachia, Ini Tafsir dan Rahasia Nyamuk yang Diabadikan Alquran Surat Al-Baqarah

Dalam Tafsir Tahlili Alquran Kemenag dijelaskan, sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas dan berdosa dahulu selalu menertawakan orang-orang yang beriman. Ketika Nabi Muhammad membawa Alquran dengan ajaran Islam yang mengandung kebajikan, ia mendapatkan perlawanan yang hebat dari orang-orang musyrik Makkah.

Perlawanan ini terutama dari para pembesarnya yang sejak nenek moyangnya sudah biasa menyembah patung berhala. Mereka menentang ajaran apa saja yang datang dari luar yang bertentangan dengan kepercayaan mereka.

Telah menjadi kebiasaan bagi orang-orang besar yang bersandar kepada kekuasaan dan kebendaan atau kekayaan bahwa mereka selalu bersikap sinis atau mencemoohkan pihak lain yang tidak sejalan dengan kepercayaan dan kebudayaan mereka.

4. Surat Al-Mu'minun ayat 110...

 

4. Surat Al-Mu'minun ayat 110

Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:

فَاتَّخَذْتُمُوْهُمْ سِخْرِيًّا حَتّٰىٓ اَنْسَوْكُمْ ذِكْرِيْ وَكُنْتُمْ مِّنْهُمْ تَضْحَكُوْنَ Artinya: “Lalu, kamu jadikan mereka bahan ejekan sehingga itu membuatmu lupa mengingat-Ku dan kamu (selalu) menertawakan mereka.”

Pada ayat ini Allah menerangkan sebab musabab mereka disiksa dan diazab, serta jawaban yang menghina atas permintaan mereka kembali ke dunia.

Hinaan itu muncul karena mereka menghina hamba-hamba Allah yang telah beriman, seperti Bilal, Khabbab, Ṣuhaib dan orang-orang mukmin yang lemah lainnya, selalu mendekatkan diri kepada Allah, menegaskan ikrar dan pengakuan keimanan mereka kepada-Nya, membenarkan para rasul yang telah diutus-Nya, senantiasa meminta ampunan dan memohon rahmat kepada-Nya karena Dialah pemberi rahmat yang sebaik-baiknya.

Orang-orang kafir menghadapi orang-orang mukmin itu dengan sikap mengejek, menertawakan, dan menghina.

Ayat ini juga menerangkan bahwa kesibukan orang-orang kafir itu mereka mengejek dan menertawakan orang-orang mukmin, membuat mereka lupa mengingat Allah.

5. Surat Az-Zukhruf ayat 47

Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِاٰيٰتِنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَضْحَكُوْنَ Artinya: “Ketika dia (Musa) datang kepada mereka dengan membawa ayat-ayat (mukjizat) Kami, seketika itu mereka mentertawakannya.”

Ayat ini menerangkan sikap Firaun dan kaumnya terhadap seruan Nabi Musa. Mereka meminta Nabi Musa menyampaikan bukti-bukti kerasulannya, lalu Nabi Musa menyampaikan mukjizat-mukjizatnya, di antaranya tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, dan lain-lain.

Tetapi mereka menertawakannya dan mengejeknya. Nabi Muhammad pun diperlakukan demikian oleh kaum kafir Makkah. Mereka menuduhnya pesihir dan pembohong (Ṣad [38]: 4), dan menuduh Alquran itu mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad SAW (al-Anbiya [21]: 5).

Apa yang disampaikan dalam ayat ini meringankan tekanan batin yang diderita Nabi SAW akibat penentangan yang keras dari kaum kafir Makkah.

Baca juga: Pesan Rasulullah SAW: Jangan Pernah Tinggalkan Sholat 5 Waktu

Dari isi ayat itu Nabi SAW memperoleh pelajaran bahwa sudah menjadi kebiasaan seorang nabi ditentang oleh kaumnya, karena itu yang ditentang bukan hanya dia, tetapi seluruh nabi. Ia harus sabar dan tabah menghadapi segala tantangan, sebagaimana Nabi Musa sabar dan tabah menghadapi Firaun dan balatentaranya, sehingga ia memperoleh kemenangan.

Begitu pula Nabi Muhammad SAW, bila sabar dan tabah, maka ia juga akan memperoleh kemenangan atas kaum kafir Makkah di dunia ini juga, yang kemudian dibuktikan dengan hancurnya pasukan kafir Makkah pada Perang Badar.

6. Surat An-Naml...

6. Surat An-Naml ayat 19

Allah SWT berfirman:

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Artinya: “Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Dalam Tafsir Tahlili Alquran Kemenag dijelaskan bahwa setelah mendengar perkataan raja semut bahwa Sulaiman dan tentaranya tidak bermaksud membinasakan mereka dan berbuat jahat, Sulaiman pun tersenyum.

Raja semut itu juga mengatakan bahwa seandainya ada di antara semut-semut itu yang terinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, maka hal itu bukanlah sengaja dilakukannya, tetapi karena Sulaiman dan tentaranya tidak melihat mereka, karena tubuh mereka amat kecil.

7. Surat An-Najm ayat 43

Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:

وَاَنَّهٗ هُوَ اَضْحَكَ وَاَبْكٰى

Artinya: “Bahwa sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” 

Allah-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis serta sebab-sebabnya. Maksudnya, Dia yang menjadikan manusia gembira karena perbuatannya yang baik, dan Dia yang menyebabkan manusia sedih, menangis dan prihatin karena perbuatannya, yaitu perbuatan yang menyenangkan atau menyusahkan.

8. Surat Al-Muṭaffifin ayat 34

Allah SWT berfirman:

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَۙ Artinya: “Pada hari ini (hari Kiamat), orang-orang yang berimanlah yang mentertawakan orang-orang kafir.”

Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung

 

Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa pada hari pembalasan giliran orang-orang Mukmin dalam surga mencemoohkan orang-orang kafir yang sedang menderita azab neraka. Pada hari itu, orang-orang yang beriman akan tertawa lebar karena menyaksikan pahala dan berbagai macam kenikmatan yang sesuai dengan janji Allah SWT. Mereka juga menertawakan orang-orang kafir yang dahulu di dunia pernah mencemoohkan mereka.

Infografis Berapa Tahun Diturunkannya Alquran - (Republika)
Infografis Berapa Tahun Diturunkannya Alquran - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler