Profesor Yahudi Peringatkan Israel Soal Bahaya Jangka Panjang Membanjiri Terowongan Hamas

Militer Israel dikabarkan mulai membanjiri terowongan Hamas dengan air laut.

AP
Terowongan Gaza yang dibangun pejuang Palestina.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel berencana membanjiri jaringan terowongan yang sangat besar di Jalur Gaza dengan air laut. Pakar lingkungan hidup meminta lembaga pertahanan untuk secara hati-hati mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang dari tindakan tersebut.

“Sebagai warga negara, terlepas dari bencana yang kita alami pada 7 Oktober, saya masih berpikir bahwa dalam jangka panjang dan kita harus memikirkan masa depan – adalah tindakan yang tidak benar secara politik dan moral jika memiliki tetangga yang haus,” kata Prof Eilon Adar dari Zuckerberg Institute for Water Research di Ben-Gurion University of the Negev di Israel selatan.

Dalam keadaan normal, hujan jatuh ke bumi dan merembes ke tempat penyimpanan bawah tanah atau akuifer. Air tanah ini dipompa ke dalam sumur untuk memasok air minum.

Gaza adalah rumah bagi lebih dari dua juta orang dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Satu-satunya pasokan air di daerah kantong ini berasal dari akuifer dangkal yang sejajar dengan pantai Mediterania.

Air tersebut dipompa secara berlebihan dan permukaan air di bawah tanah telah turun sedemikian rupa. Kondisi ini membuat air laut telah memasuki akuifer dan bercampur dengan sedikit air tawar yang tersisa.

Kualitas air akuifer semakin terkikis oleh limbah dan limpasan bahan kimia pertanian, sehingga 97 persen air tawar Gaza tidak lagi memenuhi standar kualitas air Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan sebelum perang, sebagian besar warga Gaza bergantung pada tanker air swasta dan hasil pabrik desalinasi kecil untuk mendapatkan air minum.

Adar mengatakan, potensi kerusakan ekologis lebih lanjut pada akuifer Gaza akibat membanjiri terowongan akan bergantung pada kuantitas air dan kondisi lingkungan. Dia menjelaskan, bahwa pemompaan air laut dalam jumlah yang relatif kecil mempengaruhi wilayah antara garis pantai Mediterania dan titik di mana air laut serta air tawar bercampur.

 

Titik terakhir itu terletak puluhan hingga beberapa ratus meter ke daratan dari pantai Gaza. Namun jika beberapa juta meter kubik dipompa ke dalam terowongan dan meresap ke dalam akuifer, maka dampak negatif terhadap kualitas air tanah akan berlangsung selama beberapa generasi.

"Tergantung pada jumlah yang meresap ke dalam bawah permukaan,” kata Adar.

Adar menyatakan, Israel memang tidak akan merasakan dampaknya, karena air akuifer pesisir mengalir dari Israel ke Gaza. Namun tindakan itu akan menghancurkan sumber daya alam yang sangat besar.

Pakar air lainnya yang bersifat anonim mengatakan, terowongan yang dibuat dari pasir berpori perlu dibanjiri beberapa kali. Ditambah lagi terowongan itu bisa menembus ke wilayah Israel. Jika air laut masuk ke wilayah tersebut, hal itu dapat membuat sumur-sumur Israel di dekat perbatasan Gaza menjadi asin.

Prof Hadas Mamane yang mengepalai Program Teknik Lingkungan di Tel Aviv University mengatakan, dampak lingkungan dari semua opsi untuk menghancurkan terowongan harus dipertimbangkan. Dampak tindakan itu perlu diuji terlebih dahulu terhadap udara, air, tanah, hidrologi, dan ekologi.

Meledakkan persenjataan di terowongan juga dapat menimbulkan dampak lingkungan. Jika bahan beracun berbahaya dan logam berat meresap ke dalam air tanah.

“Anda tidak melihat apa yang terbaik, tapi apa solusi yang paling buruk,” kata Mamane.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler