Anak Alami Sesak Napas? Waspada Gejala Pneumonia
Pneumonia pada anak biasanya berasal dari infeksi saluran pernapasan akut atas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data UNICEF tahun 2018, setiap jam terjadi kematian dua sampai tiga balita di Indonesia akibat pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia masih menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai.
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Respirologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr Wahyuni Indawati menjelaskan pneumonia pada anak biasanya berasal dari infeksi saluran pernapasan akut atas (ISPA atas). Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut.
Gejala sesak napas ditandai oleh adanya usaha bernapas yang berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung. Adanya sesak napas menjadi indikasi anak kekurangan oksigen. "Jika hal ini terjadi pada anak Anda, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/12/2023).
Bagaimana mengenali si kecil yang mengalami sesak napas? Hitunglah frekuensi napas si kecil dalam 1 menit dengan meletakkan tangan di dada anak.
Sesak napas ditandai dengan frekuensi napas cepat yaitu:
- Lebih dari 60 kali per menit untuk usia kurang dari 2 bulan
- Lebih dari 50 kali per menit untuk usia 2 bulan – 1 tahun
- Lebih dari 40 kali per menit untuk usia 1 tahun – 5 tahun
- Lebih dari 30 kali per menit untuk usia lebih dari 5 tahun