Pupuk Indonesia Tingkatkan Jaringan Genjot Penggunaan I-Pubers

Pupuk Indonesia juga melakukan perluasan kios yang menggunakan i-Pubers.

Pupuk Indonesia
PT Pupuk Indonesia (Persero) terus mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyempurnakan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi)
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi dengan menggandeng operator seluler untuk meningkatkan jaringan. Ini guna mempermudah penggunaan aplikasi i-Pubers atau Integrasi Pupuk Bersubsidi.

Baca Juga


"Kami bersama Kementan terus melakukan penyempurnaan agar aplikasi i-Pubers ini bisa diterapkan dengan optimal, menjadikan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi semakin baik. Pupuk bersubsidi dapat diterima petani sesuai dengan regulasi dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional," kata Senior Project Manager Advokasi Publik Pupuk Indonesia, Yana Nurahmad Haerudin di Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Yana menuturkan bahwa Pupuk Indonesia juga melakukan perluasan kios yang menggunakan i-Pubers. Rinciannya, di 3.140 kios atau 12 persen dari total kios yang dimiliki Pupuk Indonesia di seluruh pelosok negeri sebanyak 26.400. Provinsi yang telah diimplementasikan adalah Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

"Pada bulan Juli 2023 Kementan meminta dilakukan piloting i-Pubers, kemudian bulan September, Pupuk Indonesia telah melakukan perluasan. Melalui pengintegrasian ini lebih menjamin penyaluran pupuk bersubsidi lebih tepat sasaran," ucapnya.

Ia menilai bahwa mekanisme penebusan pupuk bersubsidi menggunakan i-Pubers menjadi jauh lebih mudah. Petani cukup datang dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). Nantinya kios akan melakukan input jumlah transaksi penebusan, dan petani menandatangani bukti transaksi pada i-Pubers.

"Pada saat transaksi, KTP milik petani dan pupuk yang ditebus nanti difoto oleh kios melalui i-Pubers yang sudah dilengkapi dengan teknologi geotagging. Teknologi ini bisa memberikan informasi tambahan, seperti lokasi geografis dan nama tempat transaksi," jelasnya.

Manfaat yang diperoleh, lanjut Yana, antara lain ada digitalisasi proses penebusan dan dokumen administrasi penebusan pupuk bersubsidi lebih teratur. Kemudian memberikan kemampuan untuk menelusuri penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat kios dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta mempermudah kontrol stok produk secara real-time.

Sementara itu, perwakilan dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Yanti Ermawati yang juga menjadi pembicara menyampaikan bahwa pengembangan aplikasi i-Pubers merupakan upaya agar penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan sasaran.

"Pupuk bersubsidi ini menjangkau 5.931 kecamatan di seluruh Indonesia. Untuk memastikan pupuk bersubsidi betul-betul sampai ke sana, mau tidak mau harus ada aplikasi yang bisa menghimpun hingga bukti-bukti transaksinya. Kami mencoba dengan Pupuk Indonesia. Melalui uji coba ini, kendala-kendala yang muncul bisa dicarikan solusi," tutur Erma.

Selain itu, i-Pubers akan dikembangkan untuk rencana pemerintah pada bantuan langsung yang uangnya akan ditransfer langsung kepada petani penerima bantuan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler