Pesona Bunga Amarilis Gunungkidul, Dulu Sempat Dianggap Gulma

Bunga Amarilis hanya mekar sekali dalam setahun pada saat musim penghujan.

Republika/Wihdan Hidayat
Hamparan Bunga Amarilis yang bermekaran di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (30/11/2023). Setiap memasuki awal musim penghujan kebun Bunga Amarilis milik Sukadi menjadi salah satu tujuan wisata sejak 2015. Pengunjung dengan membayar retribusi masuk Rp 10 ribu bisa melihat dan berswafoto di hamparan Bunga Amarilis. Lama mekarnya bunga sekitar dua Minggu dan waktunya biasanya sekitar akhir November hingga awal Desember. Menurut pemilik, Sukadi saat ini di kebunnya memiliki dua juta umbi Bunga Amarilis dengan jumlah tangkai sekitar 4 juta tangkai bunga.
Rep: Idealisa masyrafina Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Setiap memasuki awal musim penghujan, bunga amarilis di pekarangan rumah seorang warga di Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, mekar merona. Hamparan bunga berwarna oranye ini menjadi salah satu tujuan wisata sejak 2015.

Baca Juga


Bunga ini hanya mekar sekali dalam setahun pada saat musim penghujan. Lama mekarnya bunga sekitar dua pekan dan waktunya biasanya sekitar akhir November hingga awal Desember.

Kebun Budidaya Pelestarian Populasi Amarilis (KBPPA) tersebut terletak di Padukuhan Ngasemayu, Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Pengunjung yang masuk dengan membayar Rp 10 ribu bisa melihat dan berswafoto di hamparan bunga amarilis.

Bunga Amarilis yang bermekaran di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (30/11/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)
 

Saat mulai mekar pada akhir November lalu, para wisatawan sudah mulai memadati taman bunga yang ditanam oleh Sukadi. Pemilik taman tersebut mulai menanam bunga oranye ini pada 2002 silam.

Sejak tahun 1980-an, bunga cantik berwarna oranye ini dianggap sebagai gulma bagi tanaman perkebunan lainnya. Warga yang mayoritas merupakan petani berupaya memusnahkan bunga tersebut.

Sukadi yang prihatin bunga oranye ini bisa musnah kemudian pada 2002 mulai mengumpulkan satu demi satu umbi bunga amarilis dari pekarangan rumah warga lainnya untuk ditanam di pekarangannya. Tak terasa, pekarangannya kini berubah menjadi taman indah bak di Eropa saat bunga Amarilis bermekaran, kemudian viral di media sosial pada 2015.

Sejak itu, setiap tahunnya Taman Bunga Amarilis tersebut selalu menjadi tujuan wisata masyarakat. Menurut Sukadi, saat ini di kebunnya yang seluas 3.800 meter persegi telah dipenuhi bunga oranye. Di sana terdapat dua juta umbi Bunga Amarilis dengan jumlah tangkai sekitar 4 juta tangkai bunga.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Taman Bunga Amarilis milik Sukadi, berikut beberapa tipsnya.

1. Jangan Menginjak Tanaman

Di taman tersebut terdapat jalan setapak yang cukup luas. Dengan demikian pengunjung bisa dengan leluasa menikmati pemandangan sambil berswafoto tanpa perlu harus ke tengah-tengah hamparan bunga dan berisiko menginjaknya.

Pengunjung melihat Bunga Amarilis yang bermekaran di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (30/11/2023). Pengunjung dengan membayar retribusi masuk Rp 10 ribu bisa melihat dan berswafoto di hamparan Bunga Amarilis.  - (Republika/Wihdan Hidayat)
 

2. Datang Saat Siang Hari

Untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal, pengunjung disarankan datang ketika siang hari saat cuaca cukup cerah. Pada waktu ini bunga oranye tersebut akan terlihat lebih merona, dan akan semakin indah sebagai latar belakang foto.

3. Membawa payung atau memakai topi

Karena berkunjung pada siang hari saat sedang terik-teriknya, pengunjung disarankan membawa payung atau menggunakan topi.

4. Bayar Retribusi

Meski obyek wisata dadakan, pengunjung tetap diharapkan membayar retribusi sebesar Rp 10 ribu untuk biaya pemeliharaan kebun bunga tersebut.

5. Pastikan berkunjung saat mekar

Bunga Amarilis hanya mekar sekali dalam setahun. Pada 2023 ini bunga mekar sejak akhir November dan diprediksi hingga awal Desember ini. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler