Audio yang Bocor Bongkar Fakta Helikopter Israel yang Serang Para Sandera

Helikopter tentara Israel menembaki para sandera Israel yang ditangkap oleh Hamas

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Helikopter serang jenis Apache militer israel melepaskan tembakan
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah audio yang bocor mengungkapkan bahwa helikopter tentara Israel menembaki para sandera Israel yang ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober dalam perjalanan mereka ke Gaza. Audio yang bocor ini menunjukkan kengerian mereka karena terbunuh dalam serangan Israel dan bukan Hamas.

Laporan audio yang bocor diterbitkan di situs berita Israel Ynet. Audio itu merekam pertemuan pada Selasa (5/12/2023) antara mantan sandera Israel, kerabat mereka yang masih ditahan, dan Kabinet Israel pada masa perang.

"Perasaan yang kami rasakan adalah tidak ada seorang pun yang melakukan apa pun untuk kami. Faktanya adalah saya berada di tempat persembunyian yang terkepung, dan kami harus diselundupkan keluar dan kami terluka. Itu belum termasuk helikopter yang menembaki kami dalam perjalanan ke Gaza," ujar seorang sandera wanita Israel yang dibebaskan dalam rekaman tersebut.

"Fakta bahwa kami ditembaki, fakta bahwa tidak ada seorang pun yang tahu apa pun tentang di mana kami berada. Anda mengklaim bahwa ada informasi intelijen. Tetapi faktanya adalah kami ditembaki. Suami saya dipisahkan dari kami tiga hari sebelum kami kembali ke Israel dan dibawa ke terowongan (Hamas)," kata sandera wanita Israel itu.

Dalam rincian pertemuan tersebut, para sandera yang dibebaskan Hamas dan kerabatnya bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Mereka mengungkapkan ketidakpuasan terhadap perdana menteri akibat serangan udara Israel di Gaza. Mantan sandera lainnya menceritakan tentang kesulitan selama dalam penahanan Hamas di Gaza.

Mantan sandera itu mengatakan, para sandera tidak takut dengan Hamas tapi mereka lebih takut dengan serangan dan pengeboman Israel di Gaza yang dapat membunuh mereka kapanpun. Mantan sandera itu telah mengetahui siasat militer Israel yang akan menjadikan Hamas sebagai kambing hitam atas serangan yang mereka lakukan.

"Saya mengalami penahanan dan saya memahami kesulitannya. Setiap hari di penawanan sangatlah menantang. Kami berada di terowongan, kami tidak takut dengan Hamas, tapi Israel, yang akan membunuh kami, dan kemudian mereka akan mengatakan Hamas yang membunuh Anda. Jadi, saya sangat mendesak agar pertukaran tahanan dimulai sesegera mungkin dan semua orang harus kembali ke rumah. Seharusnya tidak ada hierarki. Setiap orang sama pentingnya," ujar sandera Israel yang telah dibebaskan beberapa waktu lalu dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.

Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza...

Baca Juga


Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Palestina Hamas berakhir. Setidaknya 17.177 warga Palestina telah gugur dan lebih dari 46.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.

Amerika Serikat (AS) terus mendesak Israel secara terbuka dan pribadi untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah, termasuk jurnalis. “Kami terus mendesak Israel untuk menegakkan hukum konflik bersenjata dan hukum kemanusiaan serta perlindungan warga sipil yang tidak bersalah, termasuk anggota pers,” kata Wakil Juru Bicara Sabrina Singh saat menjawab pertanyaan tentang jurnalis yang tewas dalam serangan udara Israel.

"Jadi itu adalah sesuatu yang telah kami bicarakan secara publik dan juga secara pribadi," ujar Singh, dilaporkan Anadolu Agency.

Amnesty International mengatakan, serangan Israel terhadap tujuh jurnalis di Lebanon selatan pada 13 Oktober menewaskan jurnalis Reuters Issam Abdallah dan melukai enam lainnya. Hal ini merupakan serangan langsung terhadap warga sipil yang harus diselidiki sebagai kejahatan perang.

Reuters dan Agence France-Presse juga mengumumkan penyelidikan atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, Israel bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap jurnalis tersebut. Ketika ditanya apakah Pentagon mempunyai penilaian independen atas serangan itu, Singh mengatakan, pihaknya tidak memiliki penilaian independen.

“Kami terus mendesak Israel untuk melakukan operasinya dengan cara yang tepat sasaran,” ujar Singh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler