Tetangga Kontrakan Maut Jagakarsa: P Marah Jika Anak-Anaknya Diberi Makan Oleh Orang Lain

Cerita tetangga, empat anak P yang diduga menjadi korban pembunuhan terlihat kurus.

Republika/Febrian Fachri
Kondisi rumah lokasi pembunuhan Empat anak berinisial V (6 tahun),S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri, Ali Mansur

Baca Juga


Menyusul gegernya warga Kelurahan Jagakarsa seusai temuan jasad empat anak di sebuah rumah kontrakan di Gang Roman RT 4 RW 3, satu per satu tetangga suami-istri P dan D memberikan kesaksian soal keseharian keluarga tersebut. P diketahui sehari-harinya berada di rumah bersama keempat anaknya, sementara D bekerja dari pagi hingga malam.

Salah satu tetangga yang hanya mau dikutip dengan inisial E (35), menceritakan, dirinya sering memberi makan dan jajanan kepada ke empat anak yang diduga menjadi korban pembunuhan oleh orang tuanya sendiri di dekat rumahnya. Rumah E hanya berjarak sekitar 5 meter dari rumah P (41) yang diduga menjadi tersangka pembunuhan. Keempat anak yang menjadi korban itu adalah V (6 tahun); S (4 tahun); A (3 tahun); dan A (1 tahun).

E mengaku juga memiliki dua balita. Salah satu anaknya sering mengajak V, S, A, dan A main ke rumahnya. E melihat ke empat anak P ini dalam keadaan kurus seperti tidak dikasih makan. Sehingga, ia sering berinisiatif memberi makan dan jajanan kepada empat anak P.

“Sering anak saya main sama mereka (keempat korban). Terus saya kasih makan, jajan. Kasihan saya karena saya juga punya anak yang masih kecil,” kata E, Jumat (8/12/2023).

E menyebut tidak hanya dirinya yang melakukan hal itu. Tetangga lain kata dia juga sering memberi anak-anak P makan dan jajan.

Tetapi ternyata hal itu tidak disenangi oleh P. Ia menjadi sering marah kepada keempat anaknya bila ketahuan diberi makan dan jajanan oleh tetangga. 

“Memang seperti anak yang tidak dikasih makan. Jadi, begitu saya kasih makan itu, mereka langsung lahap dan habis. Tapi, dia tidak suka anaknya diberi makan,” ujar E. 

Namun, E melanjutkan, P tidak berani marah kepada tetangga bila mengasih makan anaknya. Tetangga hanya mendengar P marah-marah kepada anaknya. 

“Mungkin dia jadi malu kali ya takut dianggap tidak ngasih makan anak. Tapi kenyataannya begitu. Anak-anaknya gimana gitu kalau lihat makanan. Berarti kelaparan kan,” kata E. 

E sendiri mengaku shock mendengar ke empat bocah tersebut diduga dibunuh oleh ayah kadungnya sendiri. Ia tidak menyangka ada orang tua yang setega itu melakukan perbuatan yang begitu keji kepada anak kandung.

E juga masih kerap terngiang ke empat korban bermain-main di depan rumah sampai diajak ke rumahnya. “Anak saya yang besar sudah tahu sih kejadiannya. Tapi, saya setiap hari berusaha menenangkan supaya tidak trauma temannya mengalami hal buruk,” kata E menambahkan.

 

 

Tetangga keluarga P yang lain, Riana mengatakan, selama ini cucunya sering bermain dengan keempat anak P. Cucunya juga sering memberikan permen lolipop kepada  V, S, A, dan A.

Namun, sejak Ahad (3/12/2023) lalu, Riana sudah tidak melihat lagi keempat anak P. Bahkan, menurut Riana, cucunya sempat menanyakan keberadaan empat teman-temannya itu karena ingin mengajak main seperti biasa.

“Cucu saya sempat nanyain ke mana ke empat temannya itu. Saya lihat rumahnya sudah sunyi aja sejak Ahad,” ujar Riana.

Pertanyaan cucu Riana itu terjawab sejak Rabu (6/12/2023). Saat warga, keluarga dan pemilik kontrakan membuka paksa rumah P didapati keempat anak P sudah terbaring berjejer tidak bernyawa di dalam kamar. Sementara P terbaring di kamar mandi.

Adapun berdasarkan informasi dari tetangga bernama Alisa, P memiliki hobi memelihara burung. Di TKP rumah kontrakan tempat P tinggal memang terlihat dua kandang burung yang tergantung di depan rumah berwarna hitam dan hijau. Tetapi, kedua kandang tersebut kini sudah terlihat kosong.

“Memang (P) hobi burung sih saya lihat dulu. Ada banyak burung. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi. Saya lupa sejak kapan burungnya sudah tidak ada,” kata Alisa.

Alisa menyebut, setiap pagi biasanya P mengurus burung peliharaannya. Seperti memberi makan, minum, dan menjemurnya. “Saya juga tidak ngeh sekarang burungnya sudah tidak ada lagi,” ujar Alisa.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Bintoro empat anak yang ditemukan meninggal dalam keadaan telah membusuk sudah tak tidak terlihat oleh tetangga sejak Ahad (3/12/2023) atau tiga hari sebelum ditemukan. Hal itu, menurut Bintoro, berdasarkan dari pengakuan salah satu tetangga. 

"Sepengetahuan saksi bahwa anaknya tidak terlihat sejak Ahad sore," ujar Bintoro kepada awak media, Jumat (8/12/2023).

 

Kemudian tetangga lainnya juga mengaku pernah diminta tolong oleh P diminta mengantarkan empat botol minuman isotonik pada Rabu (6/12/2023) beberapa jam sebelum empat korban ditemukan tewas oleh warga. 

 

"Pada Rabu sekitar pukul 09.30 WIB, diduga pelaku menelpon saksi, mengatakan minta diantarkan Mizone 4 botol, kemudian diantar oleh saksi, namun dikatakan oleh pelaku di dalam taruh saja di depan pintu," ujar Bintoro.

 

 

 



Kabiddokes Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko menginformasikan, pada Kamis (7/12/2023) malam pun menginformasikan, bahwa empat anak berinisial VA (6 tahun), SP (4 tahun), AR (3 tahun), dan AS (1 tahun) diduga sudah meninggal beberapa hari sebelum jasadnya ditemukan pada Rabu (6/12/2023). Dugaan itu dikuatkan dengan sudah membusuknya empat jenazah korban pada saat ditemukan di dalam rumah korban di Gang Roman, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

“Dilihat dari tingkat pembusukannya, setidaknya sudah beberapa hari,” ujar  Hery saat dihubungi.

Namun, kata Hery, pihaknya belum dapat menyimpulkan apa penyebab kematian dari empat korban tersebut. Termasuk apakah di jasad para korban ada bekas luka kekerasan dan juga mengenai pesan misterius di tempat kejadian perkara.

Hery hanya mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap jasad para korban di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Demikian juga dengan kondisi ayah korban berinisial P (41 tahun) yang diduga sebagai pelaku. 

“Masih pemeriksaan lebih lanjut,” terang Hery. 

Sebelumya, pihak Polres Jakarta Selatan menyatakan kasus kematian empat anak dari pasangan suami-istri berinisial P dan D di Jagakarsa, Jakarta Selatan, kini telah naik status menjadi penyidikan. Namun, polisi belum bisa memeriksa P lantaran masih dalam perawatan usai diduga melakukan percobaan bunuh diri.

"Perlu kami laporkan, perkembangan penanganannya sudah meningkat dari penyelidikan ke penyidikan," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Ade mengatakan, pihaknya telah memeriksa lima saksi terkait kasus tersebut, yakni keluarga dari P yang merupakan terduga pelaku, keluarga D, dan tetangga sekitar. Saat ini, Ade mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi jenazah keempat anak, sehingga belum diketahui secara pasti penyebab kematian mereka.

Adapun, autopsi dilakukan di RS Polri Kramat Jati pada Rabu (6/12/2023) malam. Ia melanjutkan, kondisi P juga masih belum stabil dan sedang dirawat di rumah sakit yang sama sehingga pihaknya belum melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap P.

"Apabila nanti sudah stabil, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan, kemarin baru interogasi awal secara lisan," tutur Ade.

In Picture: Evakuasi Jenazah Empat Anak di Jagakarsa

Proses evakuasi empat jenazah anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang diduga meninggal karena dikunci di dalam kamar oleh ayahnya sendiri, Rabu (6/12/2023). - (Republika/Alkhaledi Kurnialam)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler