Pengasuh Ponpes Tebuireng Prihatin Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Setiap pasangan diharapkan memiliki komitmen sebelum berumah tangga.

Republika/Febrian Fachri
Kondisi rumah lokasi pembunuhan Empat anak berinisial V (6 tahun),S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun)
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Putri Tebuireng KH Fahmi Amrullah Hadziq yang akrab disapa Gus Fahmi menyampaikan keprihatinnya terhadap pembunuhan empat anak yang diduga dilakukan empat orang anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (8/12/2023).

"Kita prihatin dengan kasus tersebut ya. Jadi itu saya baca latar belakangnya karena kesulitan ekonomi," ujar Gus Fahmi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (8/12/2023).

Dia menjelaskan, dalam hadits disampaikan bahwa kemiskinan itu dekat kepada kekufuran (diriwayatkan Abu Nu'aim dalam kitab Hilyatul Auliya' dari hadis Anas). Namun, menurut dia, kasus ini melebihi dari kekufuran.

"Tapi ini justru melebihi kekufuran karena seorang ayah tega membunuh keempat anaknya yang masih kecil-kecil, karena masalah ekonomi. Tentu kita sangat prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut," ucap Gus Fahmi.

Dia pun berpesan kepada setiap pasangan untuk memiliki komitmen sebelum berumah tangga. Dengan memiliki komitmen yang kuat, menurut dia, setiap pasangan akan terhindar dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Baca Juga


"Lalu orang sebelum menikah itu harus punya komitmen. Jadi, misalnya KDRT atau dzolim di antara pasangan suami istri itu sebenarnya bisa dicegah ketika sebelum menikah mereka punya komitmen. Jadi bisa menerima keadaan," kata Gus Fahmi.

Dia menambahkan, setiap pasangan hendaknya tidak hanya menerima kelebihan pasangannya, tapi juga harus bisa menerima kekuarangan dari pasangannya.

Pentingnya ilmu...

"Nah, itulah pentingnya kita ini belajar ilmu apapun, ilmu agama, fiqih dan sebagainya. Sehingga rumah tangga itu bukan hanya sekadar perasaan saling mencintai dan sebagainya," jelas Gus Fahmi.

"Jadi saya kira inilah tanggung jawab kita semuanya. Semoga tidak terulanglah kasus seperti itu. Ini menyedihkan sekali saya kira," ucap dia.

Sebelumnya, empat anak berinisial V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun), dan A (1 tahun) ditemukan tewas membusuk di sebuah kontrakan di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun).

PD sendiri sempat mencoba bunuh diri saat rumah kontrakan dibuka paksa warga. Ketua RT 04/03 Kelurahan Jagakarsa, Yakub, menyayangkan keluarga dari PD dan istri membiarkan empat anak pasutri tersebut untuk dirawat ayahnya seorang diri.

Padahal, PD diduga baru saja melakukan KDRT kepada istrinya pada Sabtu (2/12/2023) hingga muntah darah. "Makanya di situ yang saya sayangkan. Di situ ada neneknya, kan ada kakeknya ada ponakan, bawalah. Sayang banget anaknya cantik-cantik yang perempuan. Anaknya masih kecil-kecil. Saya udah tua ya nggak tega ngelihatnya," ujar Yakub di Jagakarsa, Rabu (6/12/2023) malam.

Dia menjelaskan, cekcok hebat antara PD dan istrinya telah terjadi dua kali dalam beberapa pekan ini. Cekcok terakhir pada Sabtu (2/12/2023) mengakibatkan istrinya harus dirawat di rumah sakit. Sejak insiden itu, empat anak tersebut dirawat PD seorang diri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler