Mengapa Israel Kerap Gunakan Ayat Alquran saat Perang? Ini Analisis KH Syahrullah Iskandar

Israel beberapa kali menggunakan ayat Alquran saat perang dengan Palestina.

EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Israel beberapa kali menggunakan ayat Alquran saat perang dengan Palestina. Foto: Serangan tentara Israel ke Palestina
Rep: Umar Mukhtar / Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel yang dipimpin oleh  Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kerap menjadikan ayat-ayat suci Alquran ketika melakukan invasi ke Palestina. Padahal, invasi yang dilakukan itu adalah untuk membantai puluhan ribu rakyat Palestina dan memperkuat cengkraman Israel sebagai penjajah.

Lalu mengapa Israel kerap menggunakan ayat Alquran untuk melegitimasi aksinya? Dan bagaimana hukumnya?

Pakar tafsir Alquran yang juga Ketua Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, KH. Syahrullah Iskandar berpendapat bahwa saat ini istilah yang didengungkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu adalah “the force of civilization” dan “the force of barbarism” sebuah dikotomi untuk melegitimasi perang yang tengah dilakoninya. 

Kiai Syahrullah mengatakan pada dasarnya menggunakan ayat Alquran harus dalam urusan yang baik, karena Alquran adalah kalam Ilahi yang sakral bagi umat Islam. Oleh karena itu tidak tepat menjadikan ayat Alquran sebagai  alat legitimasi untuk kekerasan. Selain itu menurut Kiai Syahrullah tindakan Israel menyebar ayat Alquran dari udara merupakan bentuk olok-olok terhadap Alquran. 

“Ini bisa dipahami sebagai bentuk olokan terhadap kitab suci umat Islam dan dijadikan sebagai tanda gerakan selanjutnya pasukan Israel memerangi Gaza. Pasukan Israel merasa terzalimi, sedangkan warga Gaza dan Hamas dianggapnya zalim. Bisa saja muncul kesan lain bahwa di satu sisi mereka yang menghambur-hamburkannya itu secara tidak langsung mengakui kebenaran isi kandungan Alquran,” kata kiai Syahrullah kepada Republika.co.id pada Jumat (8/12/2023).

Kemudian, kiai Syahrullah soal Surat Al Ankabut ayat 14 yang baru-baru ini dikutip Israel untuk dituliskan dalam selebaran yang mereka sebar ke wilayah Gaza melalui Angkatan Udaranya. Kiai Syahrullah menjelaskan bahwa sebenarnya surat Al Ankabut ayat 14 berbicara tentang nabi Nuh alaihissalam yang diutus kepada kaumnya yang bermukim bersamanya selama 950 rajin setelah diutus menjadi rasul.

Dalam waktu yang lama itu, nabi Nuh mendakwahi kaumnya agar tidak menyekutukan Allah ta'ala dengan suatu apapun dan menjalankan segala perintahNya. Namun demikian kaum nabi Nuh membangkang hingga Allah menimpakan pada mereka azab berupa banjir bandang. 

“Intinya, dalam waktu yang sangat lama itu, Nabi Nuh pun berulang kali berdakwah dengan berbagai cara, tetapi mereka membangkang dan durhaka. Kemudian banjir besar menenggelamkan kaum Nabi Nuh tersebut,” katanya. 

Seperti diketahui, Militer Israel baru-baru ini menjatuhkan ribuan selebaran di atas langit Gaza Selatan dengan menggunakan pesawat tempur.  Selebaran itu berisi kutipan ayat Alquran surat Al Ankabut ayat 14 yang memperingatkan tentang banjir dan orang-orang yang berbuat zalim. 

Kutipan ayat Alquran bertulis (فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ) yang artinya Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Kutipan ayat itu ditulis dalam selebaran itu di samping simbol Bintang Daud dan logo tentara Israel. Penggunaan ayat Alquran oleh Israel itu memicu kemarahan warga Palestina di Gaza dan umat Islam di wilayah lain. 

“Mereka (Israel, Red)-lah yang telah berbuat zalim, bukan kami. Merekalah yang menzalimi warga sipil, warga yang tidak bersalah dan anak-anak yang tidak berdaya," kata Um Shadi Abu el-Tarabeesh, salah seorang pengungsi dari Gaza utara, sambil memegang selebaran tersebut di depan kamera.

Memang, Israel tengah berencana untuk membanjiri Gaza terutama terowongan-terowongan di kota itu dengan air laut. Sehingga membuat pasukan Hamas keluar dari persembunyiannya. Melalui selebaran berisi petikan ayat Al Ankabut ayat 14 itu, Israel seolah mengancam rakyat Gaza dengan ayat Alquran sekaligus menjadikan ayat Alquran untuk melegitimasi tujuan mereka untuk menghabisi rakyat Gaza. 

 

Selain surat Al Ankabut ayat 14, Israel juga kerap menggunakan ayat-ayat Alquran untuk melegitimasi aksinya. Di antaranya yaitu:

Surat Al Fil

Pada pengeboman Israel ke Gaza di bulan Mei 2021, Israel melalui akun resminya mengunggah cicitan dalam bahasa Arab yang membuat umat Muslim marah dan protes. Sebab, cicitan tersebut mengutip ayat-ayat Alquran yang membenarkan aksi pemboman di Gaza. Cicitan yang dibagikan pada Selasa pagi berisi surat Al-Fil yang artinya gajah

Selain itu, mereka juga menyertakan foto gumpalan asap dari sebuah gedung setelah serangan udara Israel. Dalam Islam, surat tersebut menceritakan periode pra-Islam yang di mana pasukan terdiri gajah berperang menyerang kota Suci Makkah. Mereka dikalahkan oleh kawanan burung yang menjatuhkan batu ke para prajurit.

Dalam cicitan selanjutnya, akun tersebut mengatakan pembenarannya. “Ini adalah pengingat kemampuan Tuhan untuk mendukung mereka yang benar atas kebohongan, terutama karena Hamas adalah tangan Iran yang berusaha untuk menyulut wilayah tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menargetkan target Hamas di Gaza,” tulisnya di akun @IsraelArabic.

Kesimpulannya, militer Israel menyamakan dirinya dengan burung-burung yang menyelamatkan kota Makkah. Sementara Hamas diposisikan pada tentara perang gajah

 Surat Al Maidah ayat 41

Israel juga sering mengutip surat Al Maidah ayat 41 yang berbunyi:

 يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ {المائدة:21}.

 "(Nabi Musa AS berkata), Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh) sehingga kamu menjadi orang-orang yang merugi" (QS Al Maidah ayat 21).

Ayat itu dijadikan oleh orang Yahudi sebagai dasar atau bukti bahwa tanah Palestina milik mereka. Padahal, yang dituju dari ayat tersebut, yakni kaum yang diperintahkan untuk memasuki tanah Palestina adalah para pengikut Nabi Musa AS yang beriman kepada Allah SWT.

Hal itu tak lepas karena Nabi Musa AS dan semua nabi, agama mereka adalah Islam. Dasarnya ialah surat Ali Imran ayat 19 dan surat Yunus ayat 84.

Baca Juga


Allah SWT berfirman:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya" (QS Ali Imran ayat 19).

Dalam Surat Yunus dikatakan: "Dan Musa berkata, 'Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim (berserah diri)'" (QS Yunus ayat 84).

Namun, tetap saja orang-orang Yahudi mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT meski nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad telah diambil sumpahnya untuk mengaku kenabian Muhammad SAW. Alquran bahkan mengabadikan bagaimana para nabi (sebelum Nabi Muhammad) berjanji kepada Allah untuk mengakui kenabian Muhammad SAW. Hal ini dengan terang tercantum dalam surat Ali Imran ayat 81:

 

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: 'Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.' Allah berfirman: 'Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?' Mereka menjawab: 'Kami mengakui.' Allah berfirman: 'Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu'" (QS Ali Imran ayat 81).

Infografis Berapa Tahun Diturunkannya Alquran - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler