PDIP Disalip Gerindra di Survei Terbaru, Hasto: Nanti Juga Berubah

Hasto yakin undecided voters akan mengubah komposisi raihan suara parpol di pemilu.

Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto di Kantor Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Wahyu Suryana Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi santai elektabilitas partainya yang disalip oleh Partai Gerindra dalam survei Litbang Kompas. Menurutnya, masyarakat yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters akan mengubah hasil survei berikutnya.

Baca Juga


"Nanti juga berubah. Karena ada unspoken-nya, ada undecided-nya, itu yang akan mengubah," ujar Hasto di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Sebelumnya, dalam hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada Desember 2023 menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra berada di urutan teratas. Partai politik pimpinan Prabowo Subianto itu meraih elektabilitas sebesar 21,9 persen.

Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hasil survei pada Agustus 2023. Hasil pada bulan ini juga menunjukkan bahwa Partai Gerindra berhasil menyalip Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang meraih 18,3 persen.

Survei Litbang Kompas berlangsung pada 29 November-4 Desember 2023 secara tatap muka dan dibiayai secara mandiri. Jajak pendapat ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak.

Mereka menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Survei itu memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen.

Berikut hasil survei Litbang Kompas Desember 2023 yang dirilis pada Selasa (12/12/2023):

- Partai Gerindra: 21,9 persen

- PDIP: 18,3 persen

- Partai Golkar: 8,0 persen

- PKB: 7,4 persen

- Partai Nasdem: 4,9 persen

- PKS: 4,5 persen

- Partai Demokrat: 4,5 persen

- PAN: 4,2 persen

- PSI: 2,6 persen

- PPP: 2,4 persen

- partai lainnya: 4 persen

- Belum memutuskan: 17,3 persen

 


Berbeda dengan Litbang Kompas, Poltracking juga baru saja merilis survei nasional yang digelar jelang Pemilu 2024. Direktur Riset Poltracking, Arya Budi mengatakan, untuk kategori elektabilitas partai politik, PDIP masih jadi yang terkuat.

"Per awal Desember PDIP memimpin di angka 22,2 persen," kata Arya, Senin (11/12).

Di posisi kedua, ada Partai Gerindra yang meraih 18,39 persen. Disusul Partai Golkar 9,8 persen, PKB dengan 9,4 persen, Partai Nasdem dengan 8,5 persen, Partai Demokrat dengan 5,8 persen dan PKS dengan 5,1 persen.

Setelah itu, ada PAN dengan 4,5 persen, PPP 3,4 persen, Perindo 1,5 persen, PSI 0,9 persen, Partai Ummat 0,2 persen, PBB 0,2 persen, PKN 0,2 persen, Partai Gelora 0,2 persen dan Partai Buruh dengan 0,2 persen.

"Pada simulasi surat suara 18 partai politik, PDIP memperoleh elektabilitas 22,2 persen," ujar Arya.

Meski begitu, Arya mengingatkan, secara pergerakan dukungan terhadap partai politik menunjukkan beberapa perubahan. Misalnya, elektabilitas PDIP yang menunjukkan penurunan jika dibanding survei September 2023.

"Dia sempat lumayan tinggi di September, baru agak cenderung menurun, berakhir di 22,2 persen," kata Arya.

Selain itu, ia menerangkan, ada Partai Gerindra yang mengalami kenaikan. Lalu, Partai Demokrat dan PKS yang masih fluktuatif, PAN yang sempat turun pada awal tahun, tapi angkanya lumayan naik pada Juli 2023.

Untuk PPP, Arya menuturkan, elektabilitas mereka cenderung stabil. Sedangkan, partai baru seperti Perindo disebut fluktuatif, sempat naik, lalu turun, tapi menurun kembali setidaknya selama satu bulan terakhir.

Ia menyampaikan, sejak beberapa bulan lalu masyarakat Indonesia sudah disuguhkan balih-baliho maupun bendera-bendera partai politik. Namun, Arya menekankan, masih banyak responden yang belum menentukan pilihan.

"Tidak tahu atau tidak jawab ada sekitar 5,8 persen," ujar Arya.

Angka Elektabilitas Capres-Cawapres November 2023 - (infografis Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler