Orang Yahudi Era Rasulullah di Madinah, Kuat Secara Ekonomi dan Membaur
Nabi Muhammad menjalankan strategi dalam menghadapi bangsa Yahudi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa Yahudi memang telah ada sejak lama, bahkan sebelum umat Islam hadir di muka bumi. Maka tak heran, di era Rasulullah SAW pada fase Madinah, orang Yahudi pun banyak ditemui.
Sebagaimana diketahui dalam banyak literatur Islam bahwa Madinah di era Nabi bukanlah negara yang hanya dihuni oleh satu kaum saja. Populasi masyarakat kala itu terdiri dari beragam suku dan agama, termasuk di antaranya adalah kaum Yahudi Madinah.
Dan dalam era kepemimpinan Nabi, Madinah merupakan wilayah yang beragam dengan menjunjung tinggi nilai toleransi. Ustadz Ahmad Sarwat dalam buku Madinah Era Kenabian menjabarkan, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, komunitas Yahudi justru sudah tersebar dengan cukup banyak.
Kalangan ini bahkan sudah kuat secara ekonomi. Secara politik serta kekuasaan, komunitas Yahudi ini digadang-gadang ingin menjadi penguasa Madinah.
Setidaknya, ada tiga klan Yahudi besar di Madinah era Nabi Muhammad SAW, antara lain Bani Nadhir, Bani Qainuqa, dan Bani Quraidhah. Beberapa nama kabilah Yahudi yang tertuang dalam Piagam Madinah, antara lain Bani Auf, Bani Najjar, Bani Al-Harts, Bani Sa’idah, Bani Juysam, Bani Auf, Bani Tsa’labah, Bani Jafnah, dan Bani Syuthaibah.
Maka, keberadaan Yahudi di Madinah...
Maka, keberadaan Yahudi di Madinah ini tidak bisa dibilang baru. Sebab sudah menjadi generasi yang kesekian dari nenek moyang mereka yang dahulu hijrah dari negeri Palestina dan lalu mengalami asimilasi yang cukup kental.
Setidaknya, dijelaskan, mereka semua sudah berbahasa Arab. Tak hanya itu, pakaian dan makanan mereka pun sudah menganut budaya Arab yang sulit dibedakan dengan masyarakat Arab asli. Inilah bukti komunitas Yahudi Makkah sudah menyatu dengan Madinah.
Nabi Muhammad menjalankan strategi dalam menghadapi bangsa Yahudi maupun bangsa lainnya yang ada di Madinah. Sehingga diketahui, terbentuknya Piagam Madinah merupakan salah satu kepiawaian Rasulullah SAW dalam mengakomodasi setiap etnis yang ada di Madinah. Sehingga Madinah dikenal sebagai negara yang adil dan makmur.
Pasar Qainuqa sebelum Islam
Dalam buku Yahudi Madinah dari Era Nebuchadnezzar hingga Khaibar karya Wisnu Tanggap Prabowo dijelaskan, masyarakat Madinah sebelum kedatangan Rasulullah bukanlah kaum yang piawai dalam berdagang sebagaimana orang-orang Yahudi atau sebagaimana orang-orang Makkah.
Hal ini membuat mereka bergantung pada dominasi ekonomi Yahudi yang kental dengan praktik riba, khususnya di pasar-pasar mereka, tidak terkecuali pasar Bani Qainuqa. Pasar ini konon telah ada sejak zaman nabi Musa di mana ada pengikut beliau yang singgah ke pasar ini.