Nasib Citra Gemoy Prabowo Seusai Debat Perdana Capres Menurut Pengamat

Sebelum debat capres, Prabowo dicitrakan tim kampanyenya sebagai capres gemoy.

Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan gagasannya saat debat perdana Calon Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik. Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Febrian Fachri

Baca Juga


Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, citra gemoy yang dibangun calon presiden (capres) Prabowo Subianto luntur di debat perdana Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12) malam. Menurut Emrus, ada ketidaksinkronan antara pencitraan gemoy dengan perilaku Prabowo saat debat.

"Perangai Prabowo mengonfirmasi karakter emosional yang asli, sebelum muncul citra gemoy," kata Emrus, Kamis (14/12/2023).

Menurut dia, gemoy berarti menggemaskan. Julukan itu lekat pada Prabowo karena kerap spontan berjoget atau menari, ketika menghadapi keadaan "sulit". Salah satu aksi joget yang viral ialah saat Prabowo berhadapan dengan jurnalis Najwa Shihab dalam adu gagasan ala Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pertengahan September lalu.

Citra Prabowo sebagai sosok yang menggemaskan tak muncul di Pilpres 2019. Ketika itu, Prabowo dikenal publik sebagai sosok yang tegas dan cenderung emosional. Dalam salah satu momen kampanye, Prabowo bahkan pernah terekam menggebrak podium saat sedang berorasi.

"Strategi ini gagal. Padahal, aslinya bukan begitu (gemoy). Harusnya, menurut saya, pencitraan itu harus sejalan dengan perilaku sehari-hari dia. Sehingga, (tidak) terlihat kontradiktif," katanya.

Dalam debat perdana Pilpres 2024 digelar di halaman Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023), Prabowo memang terekam berulang kali menanggapi argumentasi lawan politiknya secara emosional. Ketika dalam salah satu sesi debat Anies mengkritik partai politik yang kerap mendapat persepsi buruk dari masyarakat. Kinerja parpol yang melempem, kata Anies, turut menyebabkan demokrasi memburuk. Ia juga menyinggung lemahnya peran oposisi.

Saat menanggapi, Prabowo menyebut Anies berlebihan. Ia lantas menyinggung bagaimana Anies sukses menjadi Gubernur DKI Jakarta lantaran disokong Partai Gerindra lewat proses yang demokratis. Ada peran parpol di situ.

"Mas Anies, Mas Anies. Anda itu berlebihan. Jika oposisi ditekan oleh Jokowi, kalau Jokowi itu otoriter, Anda tidak mungkin jadi Gubernur DKI. Anda ingat, saya yang membawa Anda jadi Gubernur," kata Prabowo menegaskan.

Anies menyerang balik dengan menyebut Prabowo tak tahan berlama-lama jadi oposisi. Ia bahkan mengungkap salah satu pembicaraan-nya dengan Prabowo. Menurut Anies, Prabowo tak betah jadi oposisi lantaran bisnis-nya tak bisa berkembang.

"Dalam perdebatan itu kan terucap kata, 'Mas Anies, Mas Anies!'. Itu memiliki makna superior. Pada forum perdebatan formal apa pun, latar belakang itu harus egaliter dan tidak boleh (kandidat) itu memposisikan superior dibanding orang lain," tutur Emrus.

Jadwa dan Tema Debat Pilpres 2024 - (Infografis Republika)

 

Pakar politik dari Universitas Andalas, Padang, Asrinaldi pun menilai, Prabowo Subianto berpotensi kehilangan pendukung dari kalangan menengah ke atas dan intelek lantaran capres nomor urut 2 itu terkesan menunjukkan sikap tempramen pada debat pertama di KPU, Selasa (12/12/2023) lalu. 

"Tentu yang akan dirugikan kepada pak Prabowo itu adalah kelompok menengah kelompok terdidik yang melihat dia selama ini simpatik tapi karena menampilkan sikap seperti itu ya ada pertimbangan pertimbangan lain," kata Asrinaldi, Kamis.

Menurut Asrinaldi, Prabowo sudah berpengalaman menjalani debat calon presiden. Menteri Pertahanan RI itu pun dinilai mempunyai gagasan yang bagus terkait penegakan hukum dan perlindungan HAM.

Namun demikian, dia menilai Prabowo beberapa kali gagal menyampaikan gagasan dalam debat karena telah larut dalam sikap emosional. "Sikap seperti itu, temperamen, dari segi materi debat juga, bukan tidak begitu menguasai ya tapi tidak jelas apa ide yang akan disampaikan," kata dia. 

Dia pun mencontohkan pertanyaan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang menanyakan penanganan kasus HAM masa lalu kepada Prabowo. Dalam perdebatan, Prabowo menilai pertanyaan Ganjar bersifat tendensius dan memojokkan dirinya.

"Dia sudah menyiapkan jawaban yang bijaksana tapi karena terlalu emosional, terlanjur tidak tenang sehingga yang dipikirkan ini menyerang, tendensius padahal kan ini minta penjelasan saja apakah ini sudah tuntas," kata dia.

Dalam debat selanjutnya, dia menilai Prabowo harus lebih tenang dan mempersiapkan data untuk mendukung argumentasinya di podium. Dengan demikian, lanjut Asrinaldi, masyarakat bisa mengerti langkah dan visi misi Prabowo ketika terpilih nanti.

 

Komik Si Calus : Debat - (Republika/Daan Yahya)

Opini berbeda disampaikan analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, yang mengatakan, respons emosional capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, saat menghadapi rivalnya pada forum debat perdana capres yang digelar KPU di kawasan Menteng Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam tidak akan merusak citra capres gemoy yang dilekatkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Arifki melihat Prabowo menaikkan nada bicaranya kepada rival baik itu Anies Baswedan dan juga Ganjar Pranowo, karena merespons upaya framing yang cukup serius.

Arifki mencontohkan, saat Ganjar yang menyerang dengan isu hak asasi manusia (HAM) serta kasus etik Mahkamah Konstitusi. Serta Anies yang mengarah kepada menurunnya kualitas demokrasi saat Prabowo menggaet putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming sebagai cawapres. 

“Pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan Anies maupun Ganjar itu terkalu kuat. Prabowo serius menanggapi untuk membuat isu-isu tersebur clear dan tidak melebar kemana-mana,” kata Arifki, kepada Republika.co.id, Rabu (13/12/2023).

Di luar pembahasan HAM, demokrasi dan fenomena orang dalam, Arifki melihat Prabowo masih santai. Bahkan Prabowo masih menyempatkan menari dan bercanda untuk menegaskan citra gemoy yang disematkan pada dirinya. 

Dan Prabowo, lanjut Arifki, karena hampir satu periode tergabung ke dalam pemerintahan Joko Widodo, telah memahami bahwa beberapa isu yang digulirkan Anies dan Ganjar tak dapat diselesaikan dengan mudah. Seperti contoh dalam penyelesaian isu Papua, Prabowo menyebut bukanlah perkara semudah membalikkan telapak tangan.

Lalu, Prabowo juga terlihat gerah karena sudah empat kali ikut kontestasi Pilpres, ia masih saja diserang dengan isu HAM. Sehingga, Prabowo menyebut Ganjar sangat tendensius usai melemparkan isu HAM karena itu tersebut sudah menjadi gorengan lima tahunan setiap dirinya maju di pilpres. 

“Prabowo terlihat serius menanggapi supaya masalah ini clear dan dijadikan bahan menyerang dirinya setiap kali elektabilitasnya naik,” ucap Arifki. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler