Menhub: Awal Pembangunan LRT di Bali Masih Dibahas

Yang pasti LRT layak ditindaklanjuti mengingat Bali destinasi wisata internasional.

ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) meninjau pembangunan Pelabuhan Sanur yang segera rampung di Denpasar, Bali, Jumat (7/10/2022).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan awal pembangunan kereta cepat Light Rail Transit (LRT) di Bali masih dalam pembahasan. Hal ini dia sampaikan ketika disinggung soal rencana pemerintah pusat yang ingin peletakan batu pertama dilakukan awal 2024.

Baca Juga


"Groundbreaking masih dalam pembahasan," kata Budi, usai melihat langsung kondisi lokasi pembangunan LRT dan rapat dengan jajaran Pemprov Bali di Kabupaten Badung, Ahad (17/12/2023).

Dari pembahasan itu, Budi menyadari ada dua hal yang krusial sehingga LRT memang harus segera ditindaklanjuti. Uaitu Bali yang merupakan pameran atau wajah pariwisata taraf internasional milik Indonesia, serta kemacetan yang tak tertangani.

"Memang terjadi kemacetan yang kronis yang bisa menjadi bumerang apabila tidak kita tangani. Oleh karenanya sama dengan Jakarta kita akan membuat format bahwa penanggung jawab proyek kerj asama (PJPK)-nya pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan mendukung dari segi teknis sebagai minoritas," ujar Budi.

Nantinya Pemprov Bali akan memegang saham mayoritas dengan besaran 51 persen, sementara pemerintah pusat 49 persen. Jadi, pemda sudah bersedia mendanai capital expenditure (capex) maupun operational expenditure (opex) sebagai penyangga.

Budi membocorkan sudah ada negara yang setuju menggarap tahap pertama LRT ini. Namun rencananya akan dikombinasikan dengan perusahaan swasta, sehingga kehadiran dia di Bali untuk melihat kondisi riil dan awal pembangunan LRT segera terlaksana.

Atas kunjungan Budi di Central Parkir Kuta, lokasi pemberhentian kereta cepat LRT nanti, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra mengaku senang. Pemprov Bali menilai ini sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat yang peduli dengan kondisi kemacetan Bali yang berimbas juga pada pariwisatanya.

"Bali sangat membutuhkan transportasi pariwisata yang modern, karena memang kita rasakan saat ini pada jam-jam tertentu kemacetannya luar biasa terutama bandara ke wilayah Kuta sampai Canggu. Terima kasih perhatiannya kepada Bali untuk kemajuan pariwisata," ujarnya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler