Wapres Waspadai Perdagangan Orang di Balik Gelombang Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh, Indonesia, jumlahnya semakin banyak.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi Rohingya berdiga di shelter pengungsian di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh pada 13 December 2023.
Rep: Fauziah Mursid Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah saat ini mewaspadai dugaan tindak pidana perdagangan prang (TPPO) di balik gelombang pengungsi Rohingya masuk ke Indonesia, khususnya Aceh. Hal itu menyusul terus datangnya kelompok etnis asal Myanmar itu ke Indonesia.

"Kita juga mulai mempelajari kenapa mereka itu datang ke sini. Kan Indonesia bukan negara tujuan saya kira itu, tapi negara semacam transit. Tetapi di sini menurut informasi itu ada TPPO juga," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023).


Karena itu, pemerintah berupaya mencegah dugaan penyelundupan dan perdagangan manusia, dalam masuknya pengungsi Rohingya ke Indonesia. "Kemudian juga mencegah kemungkinan terjadinya adanya usaha untuk mendatangkan oleh sindikat TPPO yang diduga ada di belakang kedatangan Rohingya itu," ujar Kiai Ma'ruf.

RI 2 mengatakan, pemerintah membolehkan masyarakat Rohingya masuk Indonesia karena dasar alasan kemanusiaan. Namun demikian, sambung dia, pemerintah menyadari masuknya masyarakat Rohingya menimbulkan persoalan sosial. Mulai pembiayaan besar untuk menampung mereka hingga gesekan dengan masyarakat sekitar dekat penampungan.

"Tentu ini juga memerlukan biaya besar ya, karena itu kita berkoordinasi dengan UNHCR yang punya tanggung jawab, bekerja sama dengan UNHCR dalam mencari tempat-tempat yang tepat (agar) jangan sampai mengganggu masyarakat sekitar," kata Kiai Ma'ruf.

Gelombang kedatangan pengungsi Rohingya masih terus terjadi di Aceh. Pada Ahad (10/12/2023), sekitar 315 orang pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh yakni di wilayah pesisir Blang Raya Kabupaten Pidie, dan pantai Blang Ulam Kabupaten Aceh Besar.

Kedatangan pengungsi Rohingya itu pun merupakan gelombang ke-9 ke Aceh sejak November 2023. Titik yang didatangi imigran tersebut yakni di Kabupaten Pidie terjadi empat gelombang, Bireuen dan Aceh Timur masing-masing satu gelombang, Kota Sabang dua gelombang dan terakhir di Aceh Besar satu kelompok.

Gelombang kedatangan pengungsi Rohingya mulai gencar di Aceh sejak November 2022. Saat itu, sedikitnya 656 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh.  Jumlah pendaratan sepanjang November 2022-Januari 2023 tersebut saja sudah melampaui jumlah kedatangan sepanjang 2020 (395‬ orang), dan 2021 (186 orang).

Belakangan, gelombang tersebut kembali terjadi sejak November 2023. Saat ini, jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia hampir mendekati angka 2.000 jiwa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler