Autopsi Petugas Imigrasi Dibunuh WN Korsel, Tulang Iga Patah dan Kerusakan Paru dan Hati
Polisi telah menetapkan warga Korea Selatan berinisial DJK sebagai tersangka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misteri tewasnya petugas imigrasi berinisial TFF (23 tahun) pada 27 Oktober 2023 di salah satu apartemen di Kota Tangerang, Banten, terungkap. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menetapkan pria asal Korea Selatan berinisial DJK sebagai tersangka pembunuhan.
Hengki menjelaskan dugaan kuat tersebut setelah Kepolisian melakukan autopsi jenazah korban TFF di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Diperoleh kesimpulan bahwa sebab mati akibat kekerasan tumpul pada dada dan punggung yang mematahkan tulang iga dan merobek organ paru dan hati sehingga menyebabkan perdarahan hebat," katanya.
Selain itu, kata Hengki, adanya kekerasan tumpul pada kepala yang dapat mempercepat kematian.
"Kami juga melakukan pemeriksaan psikologi forensik terhadap keluarga korban TFF dengan hasil korban tidak ditemukan tanda-tanda stres dan keadaan lain yang dapat memicu korban bunuh diri," katanya.
Kepolisian mengenakan Pasal 338 KUHP terhadap tersangka dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap warga negara asing (WNA) dari Korea Selatan berinisial KH yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya seorang petugas imigrasi berinisial TF di kawasan Tangerang, Banten, pada Jumat (27/10) dini hari.
"Jadi terduga pelaku sudah kita amankan, sekarang sedang dalam penyelidikan apakah terkait dengan pembunuhan (homicide) atau bunuh diri atau kecelakaan dan sebagainya, " kata Hengki Haryadi saat dikonfirmasi di Jakarta saat itu.
Untuk mengusut kasus kematian tersebut, Hengki mengerahkan tim kolaborasi interprofesi ke TKP, yakni dari laboratorium forensik (labfor), kedokteran forensik. Selain itu tim dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Sebelum diamankan, WNA asal Korea Selatan (Korsel) tersebut sempat mengancam pihak keamanan setempat. "Sempat mengancam satpam dan sebagainya dengan senjata tajam, " katanya.