Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pemudik Nataru Diminta Waspada
Operator transportasi diminta melakukan pengawasan dan imbauan pada penumpang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 belakangan kembali naik lagi dan ditemukan virus corona varian JN.1 di jakarta dan Batam. Untuk memitigasi kondisi tersebut saat masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta masyarakat dapat lebih waspada.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan saat ini sudah melakukan rapat bersama dengan stakeholder termasuk Kementerian Kesehatan. "Melihat situasi saat ini kami lebih banyak memberikan imbauan kepada calon penumpang untuk lebih waspada, perketat protokolnya, imbau pakai lagi masker," kata Adita saat ditemui di Posko Nasional Angkutan Nataru 2023/2024, Gedung Kemenhub, Selasa (19/12/2023).
Meskipun begitu, Adita menegaskan anjuran tersebut belum menjadi kewajiban yang dituangkan dalam ketentuan resmi. Hanya saja, masyarakat tetap perlu berhati-hati terutama selama masa angkutan Nataru.
"Kemudian jaga juga kebersihan. untuk vaksinasi diminta calon penumpang sudah tervaksin booster," ucap Adita.
Sementara itu, Adita meminta operator transportasi juga melakukan pengawasan dan imbauan kepada penumpang. Khususnya untuk terus melakukan protokol kesehatan dan memastikan petugas di lapangan sudah divaksinasi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi penemuan kasus penularan virus penyebab Covid-19 varian JN.1 di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, Selasa (19/12/2023), masing-masing satu kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1 ditemukan di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur pada 23 November 2023, dan Batam pada 13 Desember 2023.
Maxi juga menyebutkan bahwa menurut laporan per 18 Desember 2023 ada dua kasus kematian akibat Covid-19, masing-masing satu kasus di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Tarakan. "Satu pasien meninggal sudah divaksin dua kali dan memiliki komorbid. Satunya lagi belum pernah divaksin dan mengalami infeksi paru-paru," kata Maxi.
Meskipun begitu, Maxi menegaskan, kedua kasus kematian tersebut tidak disebabkan oleh virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1. Maxi mengungkapkan, satu kasus kematian pasien akibat infeksi virus SAR-CoV-2 yang sebelumnya dilaporkan terjadi di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso Jakarta juga tidak disebabkan oleh infeksi virus varian JN.1.
"Yang meninggal di RSPI hasil whole genome sequencing-nya tidak ada yang JN.1," kata ujar Maxi.