ASPEBINDO: Perusahaan Tambang Harus Responsif Hadapi Transisi Energi  

Transisi energi dan hilirisasi perlu dipelajari lebih dalam oleh pengusaha energi.

www.freepik.com
Transisi energi (ilustrasi). ASPEBINDO mendorong para pengusaha pertambangan untuk terus berinovasi dalam menghadapi perubahan tren energi dunia.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batu bara Indonesia (ASPEBINDO) mendorong para pengusaha pertambangan untuk terus berinovasi dalam menghadapi perubahan tren energi dunia. Ini dinilai penting guna mengantisipasi potensi perubahan arah pemanfaatan energi ke arah yang lebih bersih dengan transisi energi dan hilirisasi.

Baca Juga


“Kita harus terus beradaptasi dengan perubahan dan dinamika pasar global serta memerhatikan aspek lingkungan dan sosial dalam setiap kegiatan, hal ini akan membantu industri energi untuk terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” kata Ketua ASPEBINDO, Anggawira, dalam acara Indonesia Mineral and Energy Conference (IMEC) ke-2 di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Anggawira menilai, transisi energi dan hilirisasi perlu dipelajari lebih dalam oleh para pengusaha mineral dan batu bara untuk kemudian dapat merumuskan peta jalan adaptasi bisnis yang lebih sesuai dengan tren global saat ini. Karenanya, menurut dia, isu transisi energi dan hilirisasi harus disikapi dengan cepat dan tepat.

“Maka dari itu, ASPEBINDO yang terdiri atas 100 pengusaha berkumpul untuk membahas strategi ke depan dan melakukan kolaborasi serta akselerasi,” tegas dia.

Anggawira menekankan pentingnya kolaborasi dan akselerasi untuk mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang bisa saling menopang, khususnya di sektor energi. “Dan IMEC ini adalah salah satu upaya ASPEBINDO membuka komunikasi dari berbagai pemangku kepentingan, karena negara maju adalah negara yang mampu mengoptimalkan sumber daya alamnya,” kata dia.

Berbicara soal energi terbarukan, Anggiwara mengatakan bahwa Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial dan berlimpah seperti angin, geothermal, surya, biomassa dan lainnya. Namun demikian, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia sejauh ini masih sangat rendah. Padahal pangsa pasar energi baru terbarukan di global diproyeksikan terus meningkat pesat hingga mencapai 50 persen di tahun 2035.

“Ke depan saya memang ingin memfokuskan pada transisi energi. Dan seperti yang kita tahu, kita sedang masuk di tahun pemilu dan kita lihat banyak gagasan hilirisasi dibawa oleh Capres Cawapres. Mudah-mudahan ini juga bisa menjadi strong point kita,” kata Anggawira.

IMEC 2023 yang mengusung tema “Outlook of Indonesia Mineral and Energy Sector In The New Presidential Era”, dinilai menjadi bukti keseriusan ASPEBINDO untuk bergerak ke arah hilirisasi dan transisi energi.

“ASPEBINDO juga terus mendukung pemerintah dan lembaga terkait lainnya untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam mempercepat pengembangan energy terbarukan, asosiasi pun siap berkolaborasi untuk mendukung langkah tersebut,” kata Anggawira.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler