Pemkab Bandung Minta Pelaku Usaha tak ‘Mainkan’ Harga Saat Libur Nataru
Para pelaku usaha wisata dan kuliner diminta melayani wisatawan dengan baik.
REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat, meminta pelaku usaha jasa wisata maupun kuliner menyambut baik wisatawan pada masa libur Natal dan tahun baru (Nataru). Salah satunya dengan tidak “memainkan” harga.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung Wawan A Ridwan mengatakan, pihaknya sudah meminta para pelaku usaha agar tidak menaikkan harga secara tak wajar saat momen libur Nataru. Pasalnya, hal itu dapat berdampak negatif terhadap citra pariwisata daerah.
“Kami sudah melakukan imbauan kepada pelaku usaha dan tolong dijaga nama baik daerah. Layani wisatawan yang datang supaya mereka merasa nyaman saat datang ke Kabupaten Bandung,” kata Wawan, Rabu (20/12/2023).
Menurut Wawan, pada momen liburan ada saja oknum pelaku usaha yang memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga secara tak wajar, sehingga berimbas buruk terhadap pariwisata Kabupaten Bandung.
“Nah, hal ini kan bukan terjadi hanya pada saat di libur akhir tahun saja. Di waktu-waktu yang lain ada oknum-oknum pengusaha wisata yang agak sedikit nakal menaikkan harga,” kata Wawan.
Karena itu, Wawan berharap para pelaku usaha dapat menyambut dan melayani dengan baik para wisatawan. Terlebih, pada momen libur Nataru ini diprediksi kunjungan wisatawan meningkat.
Mengantisipasi peningkatan wisatawan ini, Wawan mengatakan, Disbudpar sudah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk melakukan pengamanan, juga pengaturan lalu lintas. Diharapkan wisatawan dapat berlibur dengan aman dan nyaman di Kabupaten Bandung.
“Tentu kami sudah lakukan persiapan bersama pihak kepolisian, Dishub, BPBD, dan semua yang terlibat dalam mengantisipasi kunjungan wisata yang akan mencapai volume yang tinggi di akhir tahun,” kata Wawan.
Wawan juga berpesan kepada pengelola kawasan wisata untuk memprioritaskan keselamatan pengunjung, khususnya di destinasi wisata alam. Pasalnya, pada akhir tahun ini masuk musim hujan, yang berpotensi memicu kejadian bencana.
“Pelaku usaha harap untuk memperhitungkan dan memberhentikan sementara wisata kalau terjadi hal-hal yang tidak aman bagi wisatawan, untuk tolong ditutup terlebih dahulu,” ujar Wawan.