50 Ribu Wanita Hamil Gaza Berada di Ujung Tanduk
WHO juga mencatat berapa kali serangan Israel yang menargetkan unit layanan kesehatan di Gaza.
DIPLOMASI REPUBLIKA, GAZA – Wanita-wanita hamil di Gaza berada di ujung tanduk karena kian minimnya sistem kesehatan untuk menangani mereka, sebagai dampak serangan militer Israel yang menghancurkan banyak bangunan, termasuk unit layanan kesehatan.
UN Relief and Works Agency for Palestinian Refugees (UNRWA) memperkirakan saat ini terdapat 50 ribu wanita hamil di Gaza. Sebanyak 180 kelahiran setiap hari berlangsung di tengah menyusutnya sistem kesehatan di kota tersebut.
Dalam pernyataannya pada Ahad (24/12/2023), UNRWA mengungkapkan, dokter dan bidan menempuh segala hal yang memungkinkan dalam perawatan setelah kelahiran dan wanita hamil dengan risiko tinggi di tujuh pusat kesehatan yang dioperasikan lembaga tersebut.
Jumlah ini sangat minim jika dibandingkan sebelum terjadi serangan militer Israel ke Gaza yang sebanyak 22 unit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari yang sama juga menyampaikan keprihatinan atas menyusutnya layanan kesehatan di Gaza.
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun X-nya meminta pekerja kesehatan profesional di sana terus bekerja semaksimal mungkin meski dalam kondisi yang ekstrem. ’’Menyusutnya sistem kesehatan di Gaza merupakan tragedi,’’ katanya menegaskan.
Ia menambahkan, dalam menghadapi risiko keamanan yang terus berlangsung serta terus mengalirnya pasien terluka, WHO melihat dokter, perawat, pengemudi ambulans, dan yang lainnya berupaya menyelamatkan jiwa pasien.
Karena itu, ia mendesak semua pihak serius segera mencapai gencatan senjata. Ia juga memaparkan soal kondisi layanan kesehatan, yakni hanya 38 persen ranjang rumah sakit sebelum konflik yang masih tersisa dan 30 persen staf kesehatan masih bertahan.
Pada saat yang sama, rumah sakit yang sebenarnya dilindungi hukum kemanusiaan inetrnasional, berkali-kali diserang oleh Israel sejak perang bermula pada 7 Oktober lalu. WHO juga mencatat berapa kali serangan Israel yang menargetkan unit layanan kesehatan di Gaza.
Menurut catatan WHO, hingga 20 Desember 2023, terdapat 246 kali serangan Israel terhadap infrastruktur kesehatan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans. Bahkan, awal pekan ini WHO mengungkapkan kesedihan lainnya.
Mereka menceritakan mengenai pemandangan pasien-pasien yang terpaksa terabaikan ‘mengemis’ makanan dan minuman. Ini terlihat setelah tim WHO mengunjungi dua RS yang rusak parah di Gaza utara, lokasi perang yang banyak memakan korban jiwa.
WHO mencatat pula, hanya sembilan dari 36 RS yang masih berfungsi sebagian, di tengah tak hentinya serangan Israel yang manargetkan fasilitas kesehatan. Sekitar 80 persen dari 2,3 juta warga Gaza telah berpindah ke Gaza selatan.
Ratusan ribu dari mereka berlindung di sekolah-sekolah PBB atau mendirikan tenda demi berlindung dari hawa dingin. Selama 11 pekan perang, setidaknya 20.424 warga Palestina meninggal dunia, 166 di antaranya dalam kurun 24 jam terakhir.
Menurut laman berita Aljazirah, puluhan ribu orang terluka, sedangkan yang lainnya wafat, jasadnya masih tertimbun di antara reruntuhan bangunan akibat serangan udara militer Israel. (ap/reuters/han)