Israel Intensifkan Serangan di Utara Gaza, Anak-Anak Syahid

Netanyahu menekankan perang tidak akan berhenti sampai ia menumpas Hamas.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Penduduk kamp pengungsi Al Nusairat dan Al Bureij mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di kamp-kamp di jalur Gaza, 26 Desember 2023.
Rep: Lintar Satria Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejak gencatan senjata satu pekan berakhir November lalu, Israel mengintensifkan serangan terutama di bagian utara Gaza untuk menguasai seluruh permukiman padat penduduk tersebut. Beberapa hari terakhir pertempuran di utara semakin intensif.

Wilayah selatan dan tengah sudah menampung ratusan ribu orang yang terpaksa mengungsi karena serangan-serangan Israel. Petugas medis di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan 10 orang Palestina gugur dalam dua serangan udara terpisah Israel.

"Terdapat pengungsi dan warga di dalam rumah, lebih dari 20 orang, anak-anak dan perempuan. Kami berhasil menyelamatkan beberapa anak, tapi sisanya syahid," kata warga Khan Younis, Salah Shaat seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (27/12/2023).

Serangan tersebut terjadi pada Senin (25/12/2023) sore. Beberapa pekan terakhir, Washington menekan Israel untuk menurunkan skala serangannya agar lebih menargetkan pemimpin-pemimpin Hamas. Namun, Israel mengatakan tidak akan berhenti menyerang sampai Hamas benar-benar berhasil ditumpas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekan hal itu dalam pertemuannya dengan anggota parlemen usai mengunjungi tentaranya di Gaza. "Kami tidak akan berhenti, perang akan berlanjut sampai akhir, kami akan menyelesaikannya, tidak akan kurang," katanya.

Di CNN pada Selasa (26/12/2023), penasihat Netanyahu, Mark Regev mengatakan menghancurkan Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 merupakan syarat untuk masa depan yang lebih baik bagi Israel dan Palestina.

Baca Juga


Anda tidak bisa mendemiliterisasi Gaza...

"Anda tidak bisa mendemiliterisasi dan deradikalisasi Gaza tanpa menghancurkan Hamas terlebih dahulu. Anda tidak bisa membangun kembali Gaza, membangun kembali kehidupan rakyat tanpa membasmi Hamas terlebih dahulu," katanya.

Di tempat lain di kawasan, milisi-milisi yang didukung Iran menyerang tentara-tentara Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah. Militer AS menggelar serangan balasan setelah milisi yang didukung Iran menggelar serangan drone ke pangkalan militer AS di Erbil, melukai tiga orang, satu dalam kondisi kritis.

"(Serangan udara itu) menewaskan sejumlah anggota milisi Kataib Hizbullah dan menghancurkan sejumlah fasilitas yang digunakan kelompok itu," kata militer AS.

Terdapat laporan adanya ledakan di pinggir pantai Yaman. Di mana Houthi yang didukung Iran menggelar serangan ke kapal-kapal komersial yang diduga memiliki hubungan Israel di Laut Merah.

Pada Senin lalu serangan udara Israel menewaskan petinggi Garda Revolusi Iran di Suriah. Israel juga mengumumkan sembilan tentara dan seorang warga sipil mereka terluka dalam tembakan rudal kelompok milisi Hizbullah dari perbatasan Lebanon ke sebuah gereja.

"Kami menghadapi perang multi-arah dan kami diserang dari tujuh penjuru: Gaza, Lebanon, Suriah, Judea dan Samaria (Tepi Barat), Irak, Yaman, dan Iran," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada anggota parlemen Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler