Libur Akhir Tahun, Wisatawan di Cianjur Diminta Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
Pengelola tempat wisata di Cianjur juga diminta memantau prakiraan cuaca.
REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta masyarakat waspada akan potensi cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan. Wisatawan yang berlibur di Cianjur juga diminta hati-hati dan selalu memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan, BMKG menyampaikan informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan. Kondisi cuaca ekstrem itu, antara lain hujan dengan skala sedang hingga lebat, yang disertai petir dan angin kencang.
Menurut Asep, informasi dari BMKG itu sudah disebarluaskan, termasuk kepada para pengelola tempat wisata. Para pengelola wisata diminta mengantisipasi terjadinya kondisi cuaca ekstrem dan mengingatkan wisatawan.
Di kawasan wisata air terjun dan pantai, misalnya. Asep meminta wisatawan diingatkan agar tidak mendekati area rawan atau pinggir pantai saat terjadi cuaca ekstrem atau gelombang tinggi.
“Kami juga meminta warga yang sedang dan akan melaksanakan liburan pada momen Natal dan tahun baru untuk rajin melihat informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini tiga harian yang dirilis BMKG,” kata Asep, Rabu (27/12/2023).
Mengantisipasi kejadian bencana saat musim hujan ini, Asep mengatakan, pihaknya menyiagakan 1.800 relawan tangguh bencana. Para relawan berkoordinasi dengan jajaran Polri dan TNI, serta unsur lainnya, untuk melakukan pengawasan dan penanganan cepat ketika terjadi kejadian bencana atau kecelakaan di kawasan wisata.
“Relawan dibantu petugas akan melakukan pengawasan dan pelaporan setiap harinya, termasuk melaporkan kondisi cuaca di masing-masing wilayah, sehingga harus menjadi kewaspadaan semua orang, termasuk wisatawan,” kata Asep.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat (Jabar) Rakhmat Prasetia menjelaskan, selama sepekan ke depan diprakirakan terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi pembentukan awan terjadinya hujan, serta potensi terjadinya cuaca ekstrem. Kondisi cuaca ekstrem itu, antara lain hujan sangat lebat, serta angin kencang atau puting beliung.
“Cuaca ekstrem tersebut dapat mengakibatkan berbagai dampak, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya, sehingga ini perlu diwaspadai, terutama pelaku pariwisata dan wisatawan yang berlibur di seluruh wilayah Jabar,” kata Rakhmat.