KPU Hanya Sediakan Satu Mikrofon untuk Debat Selanjutnya, Roy Suryo Beri Apresiasi

Roy menyebut KPU tekah menerima masukannya tentang pengunaan jumlah mik di debat.

Republika/Putra M. Akbar
Roy Suryo
Rep: Febrian Fachri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri pemuda dan olahraga, Roy Suryo, mengapresiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena telah terbuka menerima saran dan kritik. Roy menyebut KPU tekah menerima masukannya tentang pengunaan lebih dari satu mikrofon saat pelaksanaan debat capres dan cawapres.

Baca Juga


Great, kalau aturan ini bisa tetap untuk setiap debat capres dan cawapres sampai akhir, Saya -secara objektif- salut ke KPU! Karena menerima kritik dan masukan saya,” tulis Roy melalui akun sosial media X yang telah diizinkan untuk dikutip Republika, Rabu (27/12/2023) malam WIB.

Roy menyarankan supaya pada debat capres cawapres ketiga nanti, peserta hanya memakai satu mik, yakni jenis desk-mic.

”Sebaiknya desk-mic, maksimal hand-held tidak boleh ada alat apa pun dipasang di kepala dan tubuh,” tulis Roy.

Kemarin seusai rapat evaluasi debat cawapres, Komisioner KPU, August Mellaz mengatakan peserta debat hanya akan memakai satu mic. Satu mikrofon itu nantinya akan terpasang di podium. 

“Kalau kami menyatakan itu pakai mik yang dipasang di podium," ucap dia.

Mellaz berharap hanya dengan satu mik yang dipasang di podium, akan dapat membatasi ruang gerak pasangan calon. Sebab, Mellaz mengatakan sejak awal podium itu disediakan sebagai batas ruang gerak dari peserta debat. 

Penggunaan mik lebih dari satu saat debat cawapres pekan lalu jadi sorotan publik. Roy Suryo menilai KPU dan panitia pelaksana debat berlebihan karena memasangkan tiga mik sekaligus untuk peserta.

Kritik Roy ini kemudian mendapat reaksi dari Ketua KPU, Hasyim Asy’ari. Hasyim bahkan sampai menyebut Roy Suryo si tukang fitnah. Tak terima dengan sebutan tukang fitnah, Roy mengancam akan mempolisikan Hasyim dan sudah mengirimkan somasi untuk ketua KPU tersebut.

Jadwa dan Tema Debat Pilpres 2024 - (Infografis Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler