20 Bencana Iklim yang Paling Merugikan di 2023
Bencana iklim paling merugikan di dunia sebagian besar dialami negara miskin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan terbaru dari lembaga amal internasional, Christian Aid, mengungkap bahwa bencana iklim yang paling merugikan di dunia pada tahun 2023 sebagian besar melanda negara-negara miskin. Menurut laporan itu, bencana banjir dan kebakaran hutan memiliki dampak ekonomi yang lebih besar di kawasan yang memiliki rumah kurang tahan banting serta memiliki keterbatasan dana untuk membangunnya kembali.
Kepala Eksekutif Christian Aid, Patrick Watt, melabeli kondisi ini sebagai ‘global postcode lottery’ yang secara tidak adil dibebankan terhadap orang miskin. Istilah postcode lottery sendiri merujuk pada ketidakmerataan layanan termasuk kesehatan, pendidikan, asuransi, dan lain-lain tergantung pada wilayah atau kode pos. Kode pos dapat secara langsung memengaruhi keterjangkauan layanan yang dapat diperoleh suatu wilayah.
Menurut Watt, masyarakat di negara-negara miskin sering kali tidak siap menghadapi bencana terkait iklim. Mereka juga hanya memiliki sedikit sumber daya untuk kembali bangkit.
“Akibatnya, lebih banyak orang meninggal, dan pemulihan menjadi lebih lambat dan tidak merata. Karena itu, kami menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk berkomitmen lebih besar terhadap pendanaan iklim dan meningkatkan investasi dalam peringatan dini dan tindakan dini," kata Watt seperti dilansir Euro News, Kamis (28/12/2023).
Laporan dari Christian Aid ini mencantumkan 20 bencana iklim yang paling merugikan di seluruh dunia per kapita, yang telah menewaskan dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Studi ini menemukan bahwa dampak ekonomi relatif dari banjir, angin topan dan kekeringan sangat bervariasi di berbagai negara.
Badan amal ini menemukan, biaya per kapita tertinggi akibat bencana alam adalah kebakaran hutan yang melanda Hawaii pada bulan Agustus, dengan rata-rata lebih dari 4 ribu dolar AS atau sekitar Rp 61,5 juta per orang. Ini jauh melampaui biaya per kapita termahal kedua, yaitu badai di Guam pada bulan Mei, yang hampir mencapai 1.500 dolar AS atau sekitar Rp 23 juta per orang.
Christian Aid menjelaskan bahwa bencana akan lebih buruk bagi negara-negara yang tidak mampu menahannya karena rumah-rumah yang kurang tangguh. Negara-negara ini juga sering kali merupakan tempat di mana banyak orang bekerja di bidang pertanian yang rentan terhadap cuaca ekstrem, dan yang minimnya investasi pemerintah dalam pencegahan atau pembangunan kembali.
Sebagai contoh, topan Freddy yang menghantam populasi Malawi pada 2023, telah menghancurkan rumah penduduk yang sangat rentan. "Dampak buruk dari topan Freddy yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup adalah kehancuran satu-satunya rumah yang kami bangun dengan susah payah," demikian kata seorang penduduk Malawi, Mofolo Chikaonda.
Nushrat Chowdhury selaku penasihat kebijakan keadilan iklim Christian Aid di Bangladesh, menambahkan bahwa topan Freddy menjadi pengingat bahwa masyarakat yang paling sedikit berkontribusi terhadap krisis iklim justru mengalami penderitaan yang paling parah.
Lantas bencana iklim apa yang paling merugikan pada tahun 2023? Pada tahun 2023, keenam benua yang berpenduduk padat mengalami beberapa bencana iklim terburuk di dunia yang pernah tercatat.
Bencana iklim yang paling merugikan per kapita menurut laporan Christian Aid adalah:
1. Hawaii, AS, kebakaran hutan - 4.161 dolar AS
2. Guam, badai - 1.455 dolar AS
3. Vanuatu, badai - 947 dolar AS
4. Selandia Baru, badai - 468 dolar AS
5. Selandia Baru, banjir - 371 dolar AS
6. Italia, banjir - 164 dolar AS
7. Libya, banjir - 105 dolar AS
8. Peru, banjir - 66 dolar AS
9. Spanyol, kekeringan - 50 dolar AS
10. Myanmar, badai - 41 dolar AS
11. Chili, banjir - 39 dolar AS
12. Haiti, banjir - 36 dolar AS
13. Meksiko, badai – 35 dolar AS
14. Chili, kebakaran hutan - 30 dolar AS
15. Amerika Serikat, badai - 25 dolar AS
16. Cina, banjir - 23 dolar AS
17. Peru, badai - 20 dolar AS
18. Malawi, badai - 17 dolar AS
19. Amerika Serikat, badai - 16 dolar AS
20. Peru, banjir - 9 dolar AS