Cuaca Ekstrem di Jateng Diprediksi Masih Terjadi Hingga 10 Januari, Apa Penyebabnya?

Potensi cuaca ekstrem di Jateng sudah terjadi sejak akhir Desember 2023.

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Banjir merendam sawah di Jawa Tengah (ilustrasi). Cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jateng diprediksi masih terjadi pada 4-10 Januari 2024.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada 4-10 Januari 2024. Cuaca ekstrem tersebut dinilai dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Baca Juga


"Bahkan hari ini (4/1/2023) hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi pegunungan tengah Jateng, Jateng bagian selatan dan barat, serta beberapa wilayah lainnya," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis (4/1/2024)

Menurut dia, potensi cuaca ekstrem tersebut sudah terjadi sejak akhir Desember 2023 dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga 10 Januari 2024. Berdasarkan data yang dirilis BMKG, kata dia, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer, antara lain Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia.

"Dengan demikian pertumbuhan awan hujan pada periode Januari ini diprediksikan cukup intens," katanya.

Selain itu, kata dia, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah. Menurut dia, kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan.

"Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin serta belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana hidrometeorologi, untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir, banjir bandang, tanah longsor, tanah bergerak, dan angin puting beliung, saat terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler