Hariman Siregar Ungkap Pesan Terakhir Rizal Ramli Sebelum Wafat
Rizal merupakan sosok yang tidak pernah cengeng dan menganggap jabatan penting.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar menjadi perwakilan kerabat yang menyampaikan pesan di pemakaman ekonom senior, Rizal Ramli. Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan, pesan terakhir yang disampaikan oleh Rizal.
Salah satunya, almarhum menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jatuh sebelum Pemilu 2024. Hariman perlu menyampaikan pesan terakhir yang mengejutkan.
"Karena saya diminta oleh keluarga menyambut bahwa pesan Rizal terakhir itu adalah kalau bisa Jokowi ini jatuh lah sebelum pemilu gitu. Itu mesti saya katakan karena itu sebenarnya," kata Hariman pada pemakaman Rizal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2024).
Di samping itu, Hariman mengatakan, Rizal merupakan sosok yang tidak pernah cengeng dan menganggap jabatan penting. Bagi Rizal, kata dia, demokrasi, kebenaran, rule of law, dan keadilan merupakan nomor satu. Sebab itu, ia wajib menyampaikan pesan terakhir Rizal tersebut.
"Tapi itulah yang saya mau katakan, kita ini tadi yang dikatakan oleh Dika (anak pertama Rizal), sebelum almarhum meninggal ada teman-teman yang bilang bangsa kita kuat. Kita lihat juga kemarin itu datang juga yang kita maki-maki. Jadi saya kira itulah Indonesia," jelas Hariman.
Dia pun menegaskan akan meneruskan cita-cita yang dimiliki Rizal. Hariman menyebut, banyak tulisan dan naskah milik Rizal yang belum tuntas. Dia berencana untuk menyelesaikannya bersama-sama dengan beberapa rekan.
"Kita harus teruskan cita-cita Rizal. Banyak sekali tulisan-tulisan, naskah-naskah yang tadi disebut belum jadi nanti kita akan bersama-sama meneruskannya," ucap Hariman.
Jabatan hanya amanah...
Soal sikap Rizal yang tak pernah menganggap jabatan penting juga disampaikan oleh Perwakilan keluarga Rizal Ramli, Yos Nggarang, seusai pemakaman berlangsung. Yos mengatakan, Rizal menolak untuk mengisi dan menandatangani formulir pensiunan menteri.
Ketika itu, sambung dia, Rizal menolak karena yang bersangkutan berpendirian, jabatan hanya amanah. "Beliau juga menolak ketika disodorkan form untuk pensiun sebagai menteri dulu. Dia menolak itu semua karena dia bilang bahwa jabatan itu hanya amanah. Dia menolak itu," jelas Yos.