Mahfud: Kita Bertekad tidak Impor Sapi, Kita tidak Mau Impor
Cawapres Mahfud MD menegaskan dia dan Ganjar bertekad tidak akan mengimpor sapi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menanggapi pernyataan Abdul Muhaimin Iskandar terkait program susu gratis yang disebut akan menguntungkan pengimpor. Diketahui, susu gratis merupakan bagian dari janji Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Namun ia berseloroh, Indonesia masih menjadi negara yang kerap mengimpor sejumlah bahan makanan, seperti garam, bawang, dan buah. "Oleh sebab itu kalau kita justru tidak mau impor," ujar Mahfud di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Kembali ditanya, apakah susu gratis Prabowo-Gibran yang bahannya berasal dari sapi dalam negeri merupakan program yang realistis? Ia hanya kembali menyampaikan bahwa dirinya bersama Ganjar Pranowo berkomitmen untuk tak mengimpornya.
"Silakan nanti kita buktikan. Kalau kita dengan sendirinya program susu tidak impor, itu karena kita memang tekadnya tidak impor," ujar Mahfud.
Sebelumnya, Prabowo berencana mengimpor 1,5 juta ekor sapi dari India ketika dirinya berhasil menjadi presiden. Impor besar-besaran itu bertujuan untuk mewujudkan program susu gratis yang diusungnya.
Prabowo menjelaskan, dirinya ingin susu yang diberikan kepada 82 juta anak Indonesia adalah susu murni, bukan susu kemasan yang mengandung banyak gula dan pengawet. Dengan asumsi setiap anak membutuhkan 500 mililiter, maka setiap hari harus disediakan sekitar 40 juta liter susu dari sapi langsung.
Masalahnya, kata dia, produksi susu sapi di Indonesia saat ini hanya mampu mencukupi sekitar 15 persen dari total kebutuhan nasional. Untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri agar bisa memenuhi kebutuhan 40 juta liter per hari, maka diperlukan tambahan paling sedikit 2,5 juta ekor sapi perah.
"Kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta sapi. Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tapi ada will, ada kehendak," kata Prabowo dalam acara diskusi bersama PWI di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).