Imbas Cabai Bakteri Terhadap Pelaku Usaha Kecil di Indonesia

Cabai, dengan segala warna dan tingkat kepedasannya, telah menjadi elemen tak terpisahkan dalam dunia kuliner dan pertanian.

retizen /shintya afifa
.
Rep: shintya afifa Red: Retizen

Cabai, dengan segala warna dan tingkat kepedasannya, telah menjadi elemen tak terpisahkan dalam dunia kuliner dan pertanian. Sebagai salah satu bumbu utama, cabai memberikan sentuhan khas pada berbagai hidangan di seluruh dunia, dari makanan lokal hingga masakan internasional. Selain itu, dalam konteks pertanian, tanaman cabai memiliki peran yang signifikan dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi petani.


Secara agronomis , tanaman cabai memiliki peran penting dalam pertanian dan ekonomi masyarakat. Dengan pertumbuhan yang cepat dan hasil yang melimpah , cabai menjadi pilihan tanaman yang popular di berbagai lahan pertanian. Tanaman ini tumbuh subur di berbagai kondisi iklim , membuatnya dapat ditemukan hampir seluruh dunia. Keberagaman varietas cabai memberikan fleksibilitas bagi petani untuk memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lokal. Pertanian cabai juga memberikan peluang ekonomi bagi petani kecil dan pelaku usaha disektor pertanian , serta menyumbang pada ketahanan pangan suatu daerah.

Namun pertanian cabai tidak selalu mulus , munculnya bakteri erwinia chrysanthemi pada benih cabai membuat kerusakan atau kegagalan produksi hingga mencapai 70 persen. Beberapa alasan mengapa cabai dapat berbakteri melibatkan faktor lingkungan hingga praktek pertanian. Awal mula imbas cabai bakteri ini muncul karena penemuan oleh Tim Pengawasan dan Penindakan (P2) Badan Karantina Pertanian adanya benih illegal yang dilakukan oleh oknum WNA asal china yang melanggar Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian saat diperiksa tidak memiliki paspor dan dokumen apapun , diantaranya terkait penyalahgunaan izin tinggal. Mereka sempat menanam cabai tersebut di lahan pertanaman cabai perbukitan Desa Sukadamai , Kecamatan Sukamakmur , Kabupaten Bogor , setelah diperiksa benih yang mereka tanam itu positif terinfeksi bakteri erwinia chrysanthemi. “Selain itu bakteri ini juga dapat menyerang dan menular pada tanaman-tanaman lain yang ada di Indonesia termasuk bawang , “ ucap Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Antarjo Dikin.

Dia mengaku memusnakan setidaknya 2 kilogram benih cabai asal china. Benih tersebut dapat menghasilkan 5 ribu batang tanaman.

Pada akhirnya Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Antarjo Dikin menangkap empat oknum tersangka pada 15 november 2015. Namun , untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya , keempat oknum pelaku terancam hukuman 3 tahun kurungan penjara dan dena sebesar Rp 150 juta.

Sementara itu , Suryo Wiyono , Ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB mengatakan , masuknya penyakit lewat benih sangat merugikan. Kerugiannya tidak hanya menurunkan produksi namun merugikan petani karena bias meningkatkan biaya produksi dan menurunnya pendapatan petani.

“Sekali hama atau penyakit masuk ke negara kita sangat sulit sekali menghilangkannya,” tegasnya.

Shintya Destira Afifa , Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

sumber : https://retizen.id/posts/262662/imbas-cabai-bakteri-terhadap-pelaku-usaha-kecil-di-indonesia
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler