Hari Jadi Berubah, Umur Kota Cirebon Lebih Muda 58 Tahun

Pelurusan sejarah berdirinya Cirebon itu telah melalui proses yang cukup panjang

Republika/Thoudy Badai
Penari dari Sanggar Kreasi Puspita Bekasi Timur menampilkan tarian bertajuk Kedok Ireng asal Cirebon saat gelaran Hari Tari Sedunia di Kawasan Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Sabtu (6/5/2023). Pagelaran Hari Tari Sedunia atau World Dance Day tersebut diikuti oleh penari dari 20 negara. Selain itu, dalam acara tersebut juga menampilkan sebanyak 90 seni pertunjukan yang diikuti oleh sekitar 2.500 penari dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, China dan India. Kegiatan tersebut diharapkan jadi momentum silaturahmi antar negara melalui seni tari.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Hari Jadi Kota Cirebon resmi mengalami perubahan. Hal itu dilakukan, setelah penelitian dan pengkajian terhadap sejarah Cirebon. Menurut Ketua Panitia Khusus (Pansus) Raperda Hari Jadi Cirebon, Cicip Awaludin, pelurusan sejarah berdirinya Cirebon itu telah melalui proses yang cukup panjang. Di antaranya melalui seminar, focus group discussion (FGD) bersama sejarawan, dan mempelajari manuskrip.

Baca Juga


Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian terhadap sejarah Cirebon, ditemukan fakta bahwa peristiwa babad alas, sebagai titik tolak momentum Hari Jadi Cirebon, terjadi pada 1 Muharam 849 Hijriyah.

‘’Sesuai dengan manuskrip data dan sejarah yang ada, Hari Jadi Cirebon disesuaikan waktunya. Tapi bukan tanggal atau bulannya, melainkan tahunnya, yang tadinya 1 Muharam 791 Hijriyah menjadi 1 Muharam 849 Hijriyah,’’ ujar Cicip, Rabu (10/1/2024).

Dengan demikian, kata dia, maka usia Cirebon yang tahun lalu diperingati 654 tahun, menjadi 596 tahun, atau lebih muda 58 tahun.

Sebelumnya, peringatan Hari Jadi Kota Cirebon ditetapkan pada 1 Muharam 791 Hijriyah berdasarkan Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Nomor 24/1996.

Hasil pansus mengenai perubahan Hari Jadi Cirebon itu, selanjutnya dituangkan dalam raperda. Raperda itupun telah disetujui menjadi Perda Hari Jadi Cirebon dalam Rapat Raripurna DPRD Kota Cirebon pada 29 Desember 2023 lalu dan tinggal menunggu penomoran.

Cicip berharap, setelah penetapan hari jadi yang terbaru tidak lagi ada polemik mengenai sejarah lahirnya Cirebon. Selain itu, hal tersebut juga diharapkan menjadi titik tolak pembangunan Kota Cirebon untuk lebih maju.

Sementara menurut budayawan pendiri komunitas Kendi Pertula, Chaidir Susilaningrat, menerangkan, penetapan Hari Jadi Cirebon mengacu pada peristiwa babat alas daerah yang kini dikenal Lemahwungkuk, Kota Cirebon, oleh Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cerbon.

Chaidir mengatakan, penetapan Hari Jadi Cirebon sebelumnya pun mengacu pada peristiwa babad alas tersebut. ‘’Hanya tahunnya saja yang kita luruskan,’’ kata Chaidir.

Menurut Chaidir, pelurusan Hari Jadi Cirebon itu didasarkan pada sejumlah naskah. Seperti Purwakacaruban Nagari

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler