Dubes RI Ajak Mahasiswa Jadi Jembatan Pererat Indonesia-China
Mahasiswa RI bisa belajar ekosistem digital perusahaan digital raksasa di sana.
REPUBLIKA.CO.ID, TIAJIN -- Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengajak mahasiswa Indonesia yang sedang bersekolah di Tianjin, China dapat ikut mempererat relasi kedua negara.
"Hubungan Indonesia-China ada di tiga isu, politik keamanan, ekonomi pembangunan dan pertukaran budaya dan masyarakat. Bisa saja di bidang politik keamanan serta ekonomi pembangunan mengalami pasang surut, namun bila relasi antarmasyarakatnya kuat maka dua bidang lainnya dapat dengan cepat pulih," kata Dubes Djauhari Oratmangun di Tianjin Normal University, Tianjin.
Djauhari menyampaikan hal tersebut kepada sebanyak 13 orang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Tianjin Normal University, Tianjin University dan kampus lain di Tianjin.
"Menurut saya tepat bersekolah di China karena perkembangan China dalam 20 tahun terakhir sangat cepat sehingga saat bersekolah di sini dapat langsung paham bahasa dan budayanya," ujar Djauhari.
Relasi ekonomi Indonesia-China, kata Djauhari, juga semakin besar karena volume perdagangan Indonesia-China pada 2022 mencapai 149,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 2,31 kuadriliun) atau naik sekitar dua kali lipat dibanding pada 2018 yang mencapai 72 miliar dolar AS (sekitar Rp 1,11 kuadriliun). Sementara realisasi investasi China di Indonesia mencapai 149,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 2,31 kuadriliun) pada 2022.
"We are doing pretty well. Tinggal untuk pariwisata yang belum pulih seperti sebelum pandemi karena sebelumnya turis dari China dapat mencapai 2,1 juta orang tapi sekarang belum," ungkap Djauhari.
Dia pun mendorong agar para mahasiswa juga bisa belajar ekosistem digital di China termasuk di perusahaan-perusahaan digital raksasa asal China seperti Alibaba, Huawei, Tencent dan lainnya. "Bisa juga belajar di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kerja sama Indonesia-China di bidang kesehatan karena belajar dari pandemi, kita harus bersiap untuk penyediaan vaksin, obat dan alat kesehatan lainnya karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya," paparnya.
Kerja sama lain yang disampaikan adalah di bidang pembangunan infrastruktur mulai dari pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, pelabuhan, jembatan, koridor ekonomi di Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Bali hingga Sulawesi Utara. "Di Tanah Air, alumni-alumni asal China juga mulai menunjukkan giginya, seperti juga alumni dari negara lain, jadi saya harap selama berada di China dapat belajar yang baik dan taati aturan karena hukum di sini sangat jelas," ucap Dubes Djauhari.