Inggris dan AS akan Meluncurkan Serangan ke Houthi
Perusahaan perkapalan kini mengalihkan pengiriman ke jalur yang lebih jauh.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Surat kabar Inggris, The Times melaporkan "dalam hitungan jam" Inggris diperkirakan akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) menggelar serangan udara ke posisi militer milik Houthi di Yaman. Kantor Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak belum menanggapi permintaan komentar.
Sementara Pentagon dan Gedung Putih menolak memberikan komentar mengenai laporan itu. Washington biasanya tidak memberikan komentar mengenai potensi operasi militer di masa depan.
"Houthi harus menghentikan serangan-serangannya, mereka akan menanggung konsekuensi setiap kegagalan dalam melakukannya," kata juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, Kamis (11/1/2024).
The Times melaporkan Sunak memberikan pengarahan pada menteri-menterinya mengenai interveni militer yang akan segera digelar. Media Inggris juga melaporkan tokoh politik lain, termasuk ketua Partai Buruh Keir Starmer dan ketua House of Commons juga mendapat pengarahan dari pemerintah.
Tiga warga di Hodeidah, Yaman mengatakan kota itu dalam keadaan siaga sejak Kamis sore. Terlihat banyak pergerakan pasukan dan truk militer Houthi. Lokasi militer dan kamp Houthi di Hodeidah juga dievakuasi.
Milisi yang didukung Iran itu meningkatkan serangan ke kapal-kapal komersial di Laut Merah sebagai protes atas perang Israel di Gaza. Perusahaan-perusahaan perkapalan menangguhkan operasi atau mengalihkan pengiriman ke jalur yang lebih jauh dengan mengitari Afrika.
Pada Kamis pagi militer AS mengatakan Houthi menggelar serangan ke-27 di jalur pelayaran sejak 19 November. Mereka menembakan rudal balistik antikapal ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden.
Pada awal pekan ini angkatan laut AS dan Inggris menembak jatuh drone dan rudal yang ditembakan Houthi ke selatan Laut Merah. Houthi yang menguasai banyak wilayah dalam perang sipil berjanji menyerang kapal-kapal yang memiliki koneksi dengan Israel atau pelabuhan Israel. Namun banyak kapal yang diserang tidak memiliki koneksi dengan Israel.