Mempertanyakan Pidato Kapolri Soal Cari Pemimpin yang Bisa Lanjutkan Estafet Kepemimpinan

Kapolri kemarin memberikan arahan terkait pemilu saat perayaan Natal Mabes Polri.

dok istimewa
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpesan kepada para tokoh lintas agama untuk turut menjadi pendingin suhu politik atau cooling system menjelang Pemilu 2024. Hal itu diungkapkan Sigit dalam Perayaan Natal Mabes Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, jakarta, Kamis (11/1/2024).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Mansur, Bambang Noroyono, Antara

Baca Juga


Pernyataan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait adanya perbedaan pendapat di tengah-tengah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menuai polemik. Lantaran dalam pidatonya pada Perayaan Natal Mabes Polri 2023 Kapolri menekankan soal pentingnya mencari seorang pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. 

Pakar kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mempertanyakan pernyataan dari orang nomor satu di Korps Bhayangkara tersebut. Apalagi penekanan soal mencari pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan sebelumnya disampaikan menjelang hari pencoblosan Pilpres 2024 pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

“Saya tidak mengetahui secara jelas konteks pernyataan Kapolri tersebut, tetapi secara implisit kita bisa merasakan arah dari pernyataan tersebut mengarah pada kepemimpinan politik mengingat 14 Februari 2024 ada Pemilu yang menentukan kepemimpinan baru,” ujar Bambang saat dikonfirmasi pada Jumat (12/1/2024).

Lebih lanjut, Bambang menilai pernyataan kontroversial tersebut dapat dipahami sebagai arahan politik seorang Kapolri dalam suksesi kepemimpinan. Karena itu sangat tidak elok seorang Kapolri yang semestinya bersikap netral tapi memberikan arahan politik. Padahal, Polri sendiri menyiapkan sanksi kepada jajaran yang melakukan pelanggaran terkait netralitas di Pemilu 2024.

“Dan itu tentu tak elok disampaikan seorang Kapolri yang diberi kewenangan negara untuk menjaga kamtibmas dan penegak hukum yang harus netral,” keluh Bambang.

Bambang menegaskan, Kapolri Listyo Sigit Prabowo harus diingatkan perihal semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan tersebut menyampaikan bahwa perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan di negeri ini, termasuk perbedaan pandangan politik. Bambang juga mengingatkan bahwa hal yang terpenting bagi instasi Kepolisian adalah menjaga perbedaan-perbedaan supaya tidak membelokkan tujuan bernegara.

“Yang terpenting bagi Kepolisian adalah menjaga agar perbedaan-perbedaan tersebut tak membelokkan arah dari tujuan bernegara seperti amanah UUD 1945,” tegas Bambang. 

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga mengkritisi pidato Kapolri. Menurut Hasto, pernyataan Jenderal Sigit tersebut memicu tafsir di masyarakat tentang pemimpin kepolisian yang mengarahkan dukungan ke salah-satu pasangan calon presiden-wakil presiden dalam Pilpres 2024.

“Dari suara-suara ditujukan rakyat kepada Kapolri itu menunjukkan harapan terhadap Polri agar netral, agar tidak membuat pernyataan yang bisa dipersepsikan mendukung pasangan (capres-cawapres) tertentu,” ujar Hasto.

Ilustrasi Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) - (Republika/Mardiah)

 

 

Cawapres nomor urut 3 sekaligus Menko Polhukam Mahfud MD tidak mempersoalkan pernyataan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo soal estafet kepemimpinan untuk melanjutkan Presiden Joko Widodo. "Ya, itu enggak apa-apa. Kita semua akan melanjutkan, kan; tidak akan membubarkan negara," kata Mahfud usai mengunjungi Pondok Pesantren Darut Tauhid Canga'an Bangil di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat.

Mahfud kemudian mengatakan bahwa pernyataan Listyo Sigit itu sudah benar terkait estafet kepemimpinan lewat Pemilu 2024. "Ya, memang itu kan? Ini sedang mencari estafet kepemimpinan. Tiap lima tahun, pemimpin itu perlu dievaluasi. Kalau sudah dua periode, harus diganti. Lalu, rakyat mencari. Kan sudah benar Kapolri, iya kan? Estafet kepemimpinan itu," kata Mahfud.

Sebelumnya, Listyo Sigit Prabowo menyampaikan sejumlah arahan pada saat berbicara di acara perayaan Natal Mabes Polri tahun 2023 yang digelar di Auditorium STIK-PTIK Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024) kemarin. Dalam kesempatan itu Kapolri menyampaikan beberapa arahan, salah satunya adalah mengenai mencari pemimpin yang bisa estafet melanjutkan kepemimpinan. 

“Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. Bukan karena perbedaan, akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," tegas Kapolri seperti dikutip dari YouTube Divisi Humas Polri. 

Pada kesempatan itu, Sigit juga menyampaikan bahwa Pemilu 2024 menjadi sangat penting bagi nasib bangsa Indonesia ke depan. "Pemilu yang kita hadapi kali ini tentunya adalah pemilu yang sangat penting dan menentukan bagaimana nasib bangsa ke depan, karena di sini rakyat kita akan memilih calon pemimpin nasional yang akan melanjutkan nakhoda kepemimpinan nasional sebagai presiden," ujar Listyo Sigit.

 

 



Kapolri juga menitipkan pesan kepada tokoh lintas agama yang hadir dalam acara perayaan Natal 2023 Mabes Polri di Jakarta, kemarin, untuk menjadi cooling system Pemilu 2024, menjaga persatuan dan kesatuan. "Cooling system, saya titipkan mumpung di sini yang hadir berbagai macam saudara-saudara lintas agama dan ini penting sekali kita sampaikan kepada jemaat kita. Kepada jemaat kita untuk terus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan pendapat yang ada," kata Kapolri dalam sambutannya.

Selain kepada para tokoh lintas agama, Sigit juga meminta para jemaat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meski berbeda pendapat dan pilihan. Jenderal polisi bintang empat itu menegaskan apa yang sudah diraih oleh pemimpin negara dalam menjaga kondusifitas harus bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. Untuk bisa mempertahankan itu sambungnya, syarat utamanya yakni menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Dia juga mengingatkan kepada seluruh anggota Polri akan tugas dan tanggung jawabnya dapat dijalankan dengan modal dan semangat yang ada, dapat menjaga keberagaman, serta toleransi, salah satunya dengan perayaan Natal kali ini.

"Yakini dengan modal yang ada ditambah semangat kita untuk menjaga keberagaman salah satunya dengan perayaan Natal kali ini kita terus menjaga toleransi dan ini merupakan bagian dari menjaga keberagaman," kata Sigit.

Selain itu, Kapolri juga menyerukan semangat menjaga toleransi beragama, merawat keberagaman Indonesia hingga memastikan seluruh pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai, kepada seluruh jajaran Korps Bhayangkara. Korps Bhayangkara terus berkomitmen untuk menjaga toleransi dan keberagaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Salah satunya dengan diselenggarakannya kegiatan ibadah setiap agama.

"Merupakan bagian dari kegiatan toleransi beragama, khususnya di lingkungan Polri yang selama ini terus kita jaga," ujar Sigit.

 

Rentetan kasus jerat oknum polisi - (Republika/berbagai sumber)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler