Remaja Terobsesi Pakai Skincare, Perlukah Orang Tua Khawatir?
Seorang remaja bahkan ada yang mengutil untuk dapatkan skincare.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video seorang pelajar berseragam mengutil produk kecantikan di sebuah minimarket menjadi viral. Akun X (sebelumnya disebut Twitter) @sosmedkeras membagikan video rekaman kamera CCTV yang memergoki remaja itu mengantongi sejumlah barang.
Sosok yang mengirimkan video itu ke akun X @sosmedkeras untuk dibagikan menyebut barang yang diambil adalah produk dari dua jenama skincare/kosmetik. Disampaikan pula bahwa kejadian itu berlangsung di salah satu minimarket di Pajajaran, Bogor.
"Belum ada yang konfirmasi atau balik ke toko buat bayar sih," kata pengirim video. Unggahan itu dibanjiri komentar yang menyebut aksi pencurian tersebut keterlaluan. Namun, ada juga yang menyoroti bahwa itu bisa jadi karena si remaja terobsesi dengan perawatan kulit.
Paparan produk dari iklan maupun media sosial bisa membuat remaja mana saja ikut penasaran memakai berbagai skincare. Sebagai contoh, North West, putri Kim Kardashian dan Ye (sebelumnya dikenal sebagai Kanye West) pernah membagikan video Tiktok tentang rutinitas perawatan kulitnya yang rumit.
Hal itu menjadi sorotan banyak orang, mengingat North West baru berusia sembilan tahun saat menayangkan konten. Dalam video, dia mengoleskan berbagai macam losion dan produk ke wajahnya, termasuk pelembap mahal dari produk Drunk Elephant.
Tidak hanya North West, dokter kulit bersertifikat Marnie Nussbaum menyebut memang ada tren menggandrungi skincare di kalangan remaja. Menurut Nussbaum, itu karena para remaja merupakan generasi pertama yang benar-benar tumbuh di era digital di mana TikTok dan Youtube menggantikan televisi.
Mereka mendapatkan semua informasi tentang tutorial kecantikan dan produk skincare dari media sosial. Tidak sedikit yang ingin meniru apa yang dilakukan influencer dalam video yang mereka tonton. Masalahnya, belum tentu produk yang dipakai cocok untuk kulit remaja.
Nussbaum memperingatkan orang tua agar menjaga anak-anak remajanya soal pemakaian produk perawatan kulit. Remaja disebutnya hanya boleh mengaplikasikan beberapa produk dasar, dan menghindari produk pengelupas atau mengandung asam serta retinol.
"Pembersih, pelembap bebas minyak, lip balm, dan SPF. Hanya itu yang mereka (remaja) butuhkan," ungkap Nussbaum, dikutip dari laman Today, Jumat (12/1/2024).
Psikolog anak di Rumah Sakit Anak Boston, Keneisha Sinclair-McBride, memberi penjelasan mengapa remaja tertarik pada produk perawatan kulit. Berbeda dengan tutorial tata rias yang bisa jadi sangat rumit, losion dan sejenisnya mudah diaplikasikan.
Sinclair-McBride menyarankan orang dewasa tidak perlu terlalu khawatir, selama produk yang digunakan tak berlebihan. Sebab, anak-anak mungkin tertarik pada produk perawatan kulit tertentu hanya karena kemasannya terlihat bagus dan produknya wangi.
"Mereka mungkin berpikir, 'Saya tidak bisa memakai riasan wajah yang berat, tapi saya bisa melakukan rutinitas perawatan kulit seperti gadis-gadis besar'," kata Sinclair-McBride.
Dokter kulit anak bersertifikat di Concord, Massachusetts, Ira Skolnik, menyarankan orang tua mencermati produk yang dipakai anak dan remaja. Rekomendasi Skolnik, produk itu harus memiliki label hipoalergenik dan nonkomedogenik.
Artinya, produk-produk itu telah diuji secara klinis, ditujukan untuk kulit sensitif, dan tidak akan menyumbat pori-pori. Skolnik menganjurkan orang tua tidak terkecoh label "alami" atau "organik", namun tidak diberi label hipoalergenik.
Sang dokter sangat tidak menyarankan produk apa pun yang mengandung retinol untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, kecuali jika diresepkan oleh dokter, sebab dapat mengiritasi kulit.
"Selain itu, saya tidak terlalu khawatir dengan tren perawatan kulit di kalangan remaja," tutur Skolnik.