Ziarah ke Makam Sa’ad bin Abi Waqqash, Sosok Penyebar Islam di Negeri Tirai Bambu

Sa'ad bin Abi Waqqash merupakan sahabat Nabi Muhammad.

Qommaria Rostanti / Republika
Peziarah berdoa di depan makam sahabat Nabi Muhammad SAW, Saad bin Abi Waqqash, Selasa (11/1/2024). Area makam tersebut ramai dikunjungi umat Islam yang sedang berkunjung ke Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Qommarria Rostanti dari Guangzhou, China

Baca Juga


Meski Islam bukan agama mayoritas di China, namun ada beberapa situs Islam yang terdapat di negara tersebut. Di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, misalnya, ada makam paman sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW, Sa’ad bin Abi Waqqash. 

Komplek makam yang berada di kawasan Taman Yuexiu, Guangzhou, ini cukup luas sekitar dua hektare. Area yang berdiri sejak 1300 tahun lalu ini kerap dikunjungi Muslim baik dari China maupun negara lain ketika berkunjung ke Guangzhou. 

Arsitektur bangunan makam Saad bin Abi Waggash serupa dengan makam para wali di Indonesia. Makam Sa’ad bin Abi Waqqash berada di sebuah ruangan sekitar 40 meter persegi dan ditutupi kain berwarna hijau. Di bagian tengah terdapat nisan yang terbuat dari semacam granit.

Di sekeliling pusara makam, ada karpet digelar untuk peziarah berdoa. Di dalam ruangan juga terdapat Alquran dan beberapa buku doa.

Suasana di dalam Masjid Shahabi Saad bin Abi Waqqash atau dalam bahasa Mandarin dikenal dengan Xian Xiamn Qingzhensi, yang berada di area Makam Saad bin Abi Waqqash di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China. - (Qommaria Rostanti / Republika)

 

Selain untuk berziarah, area ini juga bisa digunakan untuk sholat karena terdapat Masjid Shahabi Saad bin Abi Waqqash atau dalam bahasa Mandarin dikenal dengan Xian Xiamn Qingzhensi yang artinya kurang lebih masjid kehormatan utama.

Setiap Jumat, masjid ini dipenuhi umat Islam untuk menunaikan Sholat Jumat. “Sekitar 5.000 orang tiap Jumat ke sini untuk Sholat Jumat,” ujar salah satu imam Masjid Shahabi Waqqash, Ibrahim, ketika ditemui Republika.co.id di Guangzhou, China, Kamis (11/1/2023). 

Dari jumlah tersebut, jamaah atau peziarah terbanyak dari Pakistan dan Bangladesh. Jamaah Indonesia tidak terlalu banyak yang menunaikan ibadah Sholat Jumat di sana karena kebanyakan WNI yang berstatus mahasiswa lebih memilih beribadah di sekitar area kampus. 

 

Situs makam Sa’ad bin Abi Waqqash menjadi area nyaman untuk berziarah. Area makam dipenuhi dengan pepohonan subur yang tumbuh di sebelah kanan dan kiri jalan setapak. Suasana yang asri dan bersih membuat peziarah betah berlama-lama di sana.

Di area makam juga terdapat sumur Shabi yang juga diyakini telah berusia sekitar 1300 tahun. Sumur ini tetap dipertahankan untuk mengingat Sa’ad bin Abi Waqqash. Pihak pengelola masjid menyediakan gelas sekali pakai yang bisa dipakai pengunjung untuk meminum air sumur tersebut. 

Pintu masuk area makam sahabat sekaligus Paman Nabi Muhammad SAW, Sa’ad bin Abi Waqqash yang berada di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China. - (Qommarria Rostanti / Republika)

 

Salah satu peziarah bermarga Yang, pertama kali berziarah ke Makam Sa’ad bin Abi Waqqash. Pria yang berasal dari Provinsi Ningxia ini mengetahui situs tersebut dari warga Muslim Ningxia yang lebih dulu berkunjung. 

“Saya sudah beberapa hari di sini, khususnya untuk berziarah. Tidak mau langsung balik, mau beberapa lama lagi di sini,” ujarnya yang datang bersama keluarga.

Selain makam Sa’ad bin Abi Waqqash, di sana juga terdapat beberapa makam pendukung perjuangan Sa’ad ketika menyebarkan Islam di Negara Tirai Bambu. Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri, mengatakan ajaran Islam pertama kali tiba di China ketika Sa'ad dan tiga sahabatnya berlayar ke China dari Ethopia pada 616 masehi. “Setelah sampai di China, Sa'ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran,” ujar penulis buku Santri Indonesia di Tiongkok ini.

 

Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di China pada 615 masehi atau sekitar 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. “Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waggas untuk membawa ajaran suci Islam ke daratan China,” kata dia. Konon, Sa’ad bin Abi Waqqash meninggal dunia di China pada 635 masehi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler