In Picture: Rekam Jejak 100 Hari Genosida di Gaza dalam Lensa
Sedikitnya 23.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak menjadi korban
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA. -- Sekitar pukul setengah tujuh pagi pada 7 oktober 2023, sirene pertama berbunyi yang memperingatkan adanya roket yang masuk ke Israel Tengah dan Selatan, kemudian disusul dengan ribuan roket lainnya.
Komandan Militer Hamas Mohammad Deif mengatakan bahwa serangan ke Israel ini merupakan bentuk respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 17 tahun.
Serangan tersebut menjadi awal dari babak baru konflik Israel dan Palestina yang paling berdarah. Serbuan Israel dan Hamas berbuntut panjang menjadi arena pembantaian warga sipil di Gaza.
Pengeboman besar-besaran, dan invasi darat yang dilancarkan tiga minggu setelah perang, telah menjadikan sebagian besar wilayah Gaza menjadi kota mati, reruntuhan bangunan dan menewaskan sedikitnya 23.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Lebih dari 55.000 orang terluka, pada saat sebagian besar rumah sakit di Gaza di bombardir tidak dapat berfungsi atau rusak mengakibatkan pasien membludak dan petugas kesehatan kewalahan menangani korban.
Sebanyak 85 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza yang terkepung telah mengungsi, PBB memperingatkan meningkatnya risiko kelaparan dan penyakit ketika keluarga-keluarga yang putus asa berlindung di tenda-tenda darurat untuk melawan dinginnya musim dingin.
Penyerangan dan pembantaian tentara Israel terhadap rakyat Gaza Palestina telah memasuki hari ke-100, tepatnya hari ini Sabtu, 13 Januari 2024.