Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Ganjar Berani Targetkan Raihan Suara 60 Persen di Jatim
Namun, Ganjar mengakui target itu tidak mudah didapatkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menargetkan perolehan suara di Jawa Timur sebesar 60 persen. Target tersebut keluar setelah dirinya berkonsolidasi dengan simpatisan, relawan, Tim Pemenangan Daerah (TPD), dan partai politik pengusungnya pada dua hari terakhir di provinsi tersebut.
"Targetnya sih kalau saya tanya ke kawan-kawan 60 persen," ujar Ganjar kepada wartawan, belum lama ini.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa target tersebut memang tidak mudah untuk didapatkan. Karenanya, Ganjar menuturkan perlunya konsolidasi seluruh elemen pendukungnya dalam rangka meraih target tersebut.
Ditanya soal Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ganjar mengaku tak khawatir. Ia menegaskan, solidnya seluruh elemen di Jawa Timur solid dalam memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Maka konsolidasi kita lakukan terus menerus, saya bertemu dengan partai pengusung, dengan relawan dan saya bisa tahu persis dari masing-masing peta," ujar Ganjar.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, mengatakan Khofifah akan mulai aktif secara resmi di TKN mulai 21 Januari 2024 nanti. Namun, pihaknya sudah membuatkan Surat Keputusan (SK) bahwa Gubernur Jawa Timur itu akan dimasukkan ke dalam struktur TKN di posisi anggota dewan pengarah.
"Setelah diskusi di TKN, beliau (Khofifah) kami tempatkan di dewan pengarah. SK berlaku sejak 21 Januari 2024. Nanti beliau akan kami minta jadi juru kampanye dan ketika itu beliau akan cuti dari gubernur," ujar Nusron, di Media Center TKN, di Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Nusron optimistis dengan hadirnya Khofifah di TKN, mereka dapat memenangkan Pilpres khususnya di Jawa Timur. Ia menilai selain sebagai gubernur aktif, Khofifah memiliki massa pendukung yang loyal terutama di kalangan muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
"Targetnya menang tebel setebel-tebelnya. Supaya bisa membayar hutang yang berpotensi kalah," ucap Nusron.
Ikuti Whatsapp Channel Republika