Ganjar Ingin Wadas Dibahas dalam Debat Cawapres
Ganjar melibatkan tiga kelompok saat musrenbang terkait Desa Wadas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengaku Desa Wadas sebaiknya dibahas dalam debat calon wakil presiden (cawapres) yang digelar 21 Januari mendatang. Apalagi, tema debat keempat adalah energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.
"Sebaiknya (Wadas) dibahas, karena tadi saya ceritakan ke kawan-kawan yang ada di ruangan ini bertanya tentang (pabrik) semen Remmbang yang saya selesaikan, meskipun itu bukan program pemprov. Wadas yang itu saya selesaikan," ujar Ganjar di Pos Bloc Jakarta, Jakarta, Ahad (14/1/2024).
Dalam diskusi di sana, Ganjar mengatakan tahapan proyek pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas sudah berlangsung sebelum dirinya menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah. Namun, dirinya sebagai pemimpin berikutnya tentu memiliki tanggung jawab dalam proses penyelesaian hak warga.
"Sebagai gubernur saya diajari orang tua saya 'Jangan ngambil manisnya saja. Pahitnya pun kamu harus tanggung jawab, karena amanah itu ada di situ'," ujar Ganjar.
Ia pun menerima pertanyaan, bagaimana cara Ganjar agar konflik seperti di Desa Wadas tak kembali terjadi jika terpilih pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024? Salah satu caranya adalah melibatkan semua pihak dalam pembahasan rencana pembangunan.
"Ketika musrenbang (musyawarah rencana pembangunan), ketika merencanakan pembangunan yang kira-kira akan berdampak di desa, libatkanlah mereka. Maka biasanya saya punya tradisi, ketika musrenbang pasti ada tiga yang kita libatkan. Satu, kelompok perempuan. Dua, penyandang disabilitas. Tiga, anak-anak," ujar Ganjar.
"Maka kalau kemudian ada pembangunan yang punya dampak langsung kira-kira ada di sana, sebaiknya diajak. Apakah itu program pemerintah maupun program dari BUMN," katanya.
Pembangunan Bendungan Bener adalah salah satu proyek strategis nasional (PSN) di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penanggung jawab proyek tersebut dipegang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Rencana konstruksi proyek bendungan telah dimulai sejak 2018 dan direncanakan selesai pada 2023 mendatang. Adapun total investasinya mencapai Rp 2,06 triliun dan dengan kucuran dana dari APBN dan APBD.
Adapun proyek pembangunan Bendungan Bener digarap oleh sejumlah perusahaan pelat merah. Mulai dari PT Waskita Karya (persero) Tbk, PT PP (persero) Tbk, dan PT Brantas Abipraya (persero).